Sabtu, 01 Februari 2014

Review Novel Serial Pingkan 2




Judul Buku                  : Serial Pingkan 2, “Seperti Daisy di Musim Semi”
Penulis                         : Muthmainnah
Penerbit                       : Gizone Books
Tahun Terbit                : Juli 2011
ISBN                           : 978-602-8277-42-6
Tebal Buku                  : 280 hlm
Ukuran Buku              : 14 cm
Harga                          : Rp30.000,-
Kategori                      : Fiksi Islami

Seperti Daisy di Musim Semi
Beth Bangkit mendekati Pingkan. “Come.” Dia membuka tangannya. Seperti orang buta Pingkan menyuruk dalam rengkuhan Beth. Ada isak yang terlepas dari bibirnya. Kerongkongan Beth tersekat. Beth mengerti Pingkan baru saja mengalahkan badai perasaan yang meluluhlantakkan. Pingkan berusaha menenangkan kepatutan daripada perasaan. Bagi pingkan yang cuek, tomboy, dan manja, ini prestasi luar biasa.

Beth tahu ada kesedihan yang teramat sangat di dalam diri Pingkan.
Ah, Pingkan yang tercerabut dari dunia remaja dan dipaksa tiba-tiba menjadi milik seseorang yang asing.
“I’m proud of you, Sweetie. Really proud of you,” bisinya serak. Matanya basah.  (hlm 251)
*****
            Pernah merasakan apa yang dialami tokoh Pingkan seperti dalam novel ini? Pingkan, gadis cuek, tomboy, dan manja itu tiba-tiba merasakan kehilangan pijakannya ketika mengetahui bahwa sesungguhnya dirinya telah dinikahkan dengan ikhwan itu. Ikhwan yang selama ini selalu getol mendekati Pingkan dan Pingkan tidak suka itu. Ternyata oh ternyata, ikhwan itu berusaha mendekati Pingkan yang memang istrinya sendiri. Pingkan yang kehilangan sebagian memori sejak peristiwa pementungan kepalanya ketika demo (serial Pingkan 1) memang tak pernah mengingat sedikitpun tentang momen itu. Santai saja ia menjalani hari-harinya di Perth dan merasa terganggu sejak ikhwan itu ternyata juga melanjutkan kuliahnya di Perth dan selalu hadir dalam hari-hari Pingkan. Ternyata...
            Kisah yang apik dan menarik! Serial Pingkan yang ke-2 ini terdiri atas 15 bab cerita dan sebagian besar bab berkisah tentang cerita yang berbeda namun saling berkaitan sehingga tetap menjadi rangkaian kisah yang utuh. Pada setiap bab kisah tentu ada pelajaran yang bisa dipetik. Inilah yang menjadi poin plus dalam novel ini. Beragam kisah yang disajikan dalam setiap bab nya masing-masing membawa pesan dan hikmah sehingga novel ini menjadi novel islami yang bernutrisi tinggi. Selain itu, beragam kisahnya tidak membuat novel ini keluar dari tema yang disajikan penulis.
            Alurnya berjalan lancar dan ringan namun juga memuat keharuan yang berkesan. Selain itu, di bab-bab akhir ceritanya memberi kejutan yang tak disangka-sangka oleh pembaca. Setelah pembaca “digiring” untuk menebak dengan tebakan yang berbeda dengan kelanjutan kisahnya, misalnya, pembaca berpikir mungkin tokoh Pingkan akan berjodoh dengan tokoh A, wah ternyata malah berbeda dan alur yang disajikan sungguh mengejutkan. Sedikit melenceng dari harapan, sekaligus juga melegakan. Novel ini juga sarat pesan dan hikmah. Beberapa pesan dan hikmah yang dapat saya simpulkan dari novel ini sebagai berikut.
-   Bab Cerita Sister Khalda dan Teka-Teki membuat saya merenungkan sesuatu tentang suatu anggapan yang selama ini berkembang di kalangan aktivis dakwah. Kadang sebagian dari kita aktivis dakwah melupakan kenyataan bahwa kita bukanlah kumpulan para malaikat, melainkan kita tetaplah manusia biasa yang tak terhindar dari ujian dan kesalahan. Bukankah semakin tinggi pohon semakin tinggi pula angin yang menerpa? Kira-kira begitulah. Ketika salah satu saudara kita dalam lingkaran dakwah ternyata melakukan kesalahan fatal seperti yang dilakukan tokoh Sister Khalda, seharusnya kita bisa mengantisipasi hal itu sebelumnya. Tanpa terlepas dari diri pribadi yang bersangkutan, kepekaan dan kepedulian bisa lebih diasah untuk mendeteksi adanya kejadian-kejadian yang tak diinginkan menimpa diri dan jamaah muslimin, seperti kasus pemurtadan dimana muslimah merupakan sasaran yang sering dibidik kaum kafir.
-   Pentingnya membuka mata dan mengetahui tentang adanya kekuatan yang mengintai dan bergerak untuk menghancurkan Islam, di antaranya Mossad. Salah satu caranya yaitu dengan penyadapan dan disebarluaskannya pornografi melalui web dan situs-situs porno. Pesan ini dapat ditemui pada bab Balada Komputer Rumah dan Intel Itu.
-   Pada beberapa bab selanjutnya, tersirat pesan yang kuat tentang penjagaan hati terhadap lawan jenis. Jangan sampai membiarkan diri terbawa perasaan yang belum semestinya dimiliki sebelum dihalalkan Islam. Apalagi sampai berzina dan aborsi, na’udzubillah.
-   Pada bab Menjadi yang Terbaik, saya tercenung karena memang banyak muslimah yang belum menyadari arti menjadi yang terbaik. Banyak dari kita berlomba-lomba menjadi yang terbaik di hadapan manusia, misalnya dengan diet ketat yang menyiksa. Padahal setiap muslimah mestinya sadar bahwa hendaklah menjadi yang terbaik di hadapan Allah, bukan terbaik demi perhatian sesama. Apalagi semata tentang penampilan fisik. Ikhlas, bersabar, dan bersyukur adalah kuncinya.
-   Berada pada situasi dan hubungan yang tidak kita inginkan adalah hal yang sangat tidak menyenangkan, apalagi dalam hal jodoh. Namun, ada kepatutan yang mesti dimenangkan oleh manusia atas perasaan semata. Mengikhlaskan yang sudah terjadi dan berusaha menjalani masa depan dengan sebaik-baiknya agar meraih ridho Allah. Berat memang, tapi selalu ada manfaat dan nilai positif yang bisa diambil.
Merangkum semua pesan di atas, intinya, hendaknya manusia menjalani hidup sesuai ketentuan dan ajuran Allah SWT. Tetaplah berputar seiring biduk dakwah, layaknya Daisy di Musim Semi, indah dan bertumbuh.
Membaca novel ini benar-benar membuat hati turut berbuncah bahagia terbawa ceritanya yang riang, hati dan perasaan terujit-ujit dan tertampar karena sebagian pembahasan dan kisahnya benar-benar terjadi di lingkungan sekitar dan diri sendiri, sedih, kecewa, juga terharu. Komplit layaknya nano-nano. Tak akan rugi memiliki novel mungil namun sarat nasihat ini.
Demikian resensi saya. Semoga bermanfaat dan selamat membaca novelnya ^_^
           


0 komentar:

Posting Komentar