Kamis, 25 September 2014

Resensi Novel Peluru di Matamu

0 komentar

Judul Buku      : Peluru di Matamu
Penulis             : Afifah Afra Amatullah
Penerbit           : PT Era Adicitra Intermedia
Tahun Terbit    : April 2007
Tebal Buku      : 204 halaman
Ukuran Buku  : 21 cm
ISBN               : 979-3414-05-7
Harga              : Rp25.000,-

Kala Kentalnya Darah Tak Selalu Mengantalkan Ikatan

            Jack Umar Ali Syah, pemuda tampan ala don juan itu memutuskan meninggalkan  Amerika yang telah memberinya luka dan kekecewaan. Ia hijrah ke Swiss dan melanjutkan pendidikan di universitas kedokteran Swiss, Universite de Geneva,  yang mempertemukannya dengan sosok Ivana Martin, senior cerdas nan cantik penganut atheis dan salah satu kader komunis yang militan. Obsesinya pada sang pujaan hati membuat Umar atau yang lebih senang dipanggil Jack itu meninggalkan segala yang dimilikinya.

Rabu, 24 September 2014

Resensi Novel Syahid Samurai

3 komentar

Judul Buku      : Syahid Samurai
Penulis             : Afifah Afra Amatullah
Penerbit           : PT Era Adicitra Intermedia
Tahun Terbit    : 2002
Tebal Buku      : 192 halaman
Ukuran Buku  : 21 cm
ISBN               : 979-9183-93-6
Harga              : Rp26.000,-

Selasa, 23 September 2014

Resensi Bulan Mati di Javasche Orange

2 komentar
Judul Buku      : Bulan Mati di Javasche Oranje
Penulis             : Afifah Afra Amatullah
Penerbit           : Era Intermedia
Tahun Terbit    : September 2001
Tebal Buku      : 214 halaman
Ukuran Buku  : 19 cm
ISBN               : 979-9183-67-7
Harga              : Rp28.500,-

Terbitnya Cahaya di Ufuk Jihad
            Mahmud Ali Syah, seorang pemuda muslim terpelajar keturunan bangsawan Turki-Inggris, serta lulusan terbaik dari Oxford University, sampai di Indonesia dalam sebuah upaya pelarian diri setelah terlibat dalam penentangan kekuasaan Musthafa Kemal Pasya di negerinya. Keadaaan Indonesia yang dianggap sebagai negara terbelakang pun sebenarnya tidak lebih baik di bawah penjajahan kolonial Belanda yang sewenang-wenang. Namun, justru di negeri inilah Mahmud bertemu dan menikah dengan salah seorang perempuan keturunan Belanda yang cerdas dan cantik jelita, Johana Alexandra Rijkaard yang merupakan penganut taat ajaran Kristen. Di tanah ini pula Mahmud menemukan kembali ideologinya setelah pertemuannya dengan seorang pemuda bernama Hamzah.