Judul Buku : Serial Pingkan, “Sehangat
Mentari Musim Semi”
Penulis : Muthmainnah
Penerbit : Pingkan Publishing
Tahun Terbit : September 2009
ISBN : 978-979-1397-59-9
Tebal Buku : 320 hlm
Ukuran Buku : 14 cm
Harga : Rp32.000,-
Kategori : Fiksi Islami
Sehangat Mentari
Musim Semi
Pingkan Rahma, gadis Minang asli,
berangkat ke Perth, Australia, untuk melanjutkan studi ke universitas Murdoch atas
tawaran Tom, abang angkatnya yang dulu pernah tinggal selama setahun di rumah
Pingkan waktu pertukaran pelajar. Pingkan gadis mandiri dan cerdas. Di Perth,
Pingkan bekerja part time sebagai pelayan di Bell’s Cafe. Bahkan, secara tak
terduga Pingkan juga mendapat kesempatan menjadi model iklan, lumayan papan
atas pula. Di kampus, Pingkan juga berhasil masuk jurusan Fisika dan meraih average point (IPK 3,8).
Perjalanan Pingkan di Perth bergulir
dalam waktu yang terus membawa hal-hal baru dalam kehidupan Pingkan. Perkenalan
Pingkan dengan Beth, Daphne, Diana, Stef, Reni, juga sisters dan brothers di
IMSA membawa warna baru bagi hari-hari Ping. Pingkan juga berkenalan dekat
bahkan menjadi cucu angkat Nenek Lauren, seorang nenek tua yang kesepian namun
amat lembut dan penyayang. Berbagai masalah pun hadir satu persatu dalam
hari-hari Pingkan. Masalah dengan Tom dan Beth, pertikaian dengan Ni Lis,
kepergian nenek Lauren, serta seabrek persoalan lain hingga perjodohan sepihak
keluarga Pingkan dengan seorang ikhwan pun menambah rentetan kisah dalam hidup
Pingkan. Sanggupkah Pingkan menghadapi persoalan-persoalan itu? Bagaimana
serunya metamorfosis Pingkan dalam menggapai hidayah dan menjadi pelita bagi
teman-temannya yang nonmuslim? Bagaimana seorang Pingkan Rahma menyesuaikan
nilai-nilai Islam dalam kehidupannya dan orang-orang sekitar di tengah-tengah
hiruk pikuk hedonisnya kehidupan di Perth? Temukan jawannya dalam novel
inspiratif dan menggugah ini.
*****
Menakjubkan! Begitulah kesan yang
saya dapatkan pertama kali usai membaca novel ini tahun 2009 lalu. Novel yang
terjual lebih dari 40.000 eksemplar dan menjadi best seller ini sangat
menginspirasi dan memberi pencerahan, apalagi tokoh utamanya seorang gadis
muslimah, yang diwakili oleh sosok Pingkan Rahma. Sosok Pingkan Rahma yang
awalnya ditampilkan seperti gadis kebanyakan namun di tengah perjalanan
hidupnya mampu menemukan dan menggapai hidayah untuk berhijab mampu menggaet pembaca
untuk larut dan merasakan ceritanya. Membaca setiap ceritanya kadang membuat
tersenyum, terharu, juga menitikkan air mata.
Novel ini memuat kisah yang sarat
akan pesan dan nilai-nilai Islami. Sekali pun begitu, ceritanya mengalir begitu
lancar, ringan, dan seru sehingga pembaca tak perlu mengerutkan kening untuk
mencerna nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Metamorfosis seorang Pingkan
dari gadis yang usil dan sering ceroboh menjadi sosok muslimah yang dewasa
mengalir dengan begitu memesona tanpa kehilangan keceriaan ceritanya. Sosok
Pingkan tetap menjadi diri sendiri dengan selaksa hal yang mendewasakannya
hingga mampu menjadi magnet yang menarik dan menginspirasi sahabat-sahabat dan
orang-orang terdekatnya untuk ikut dalam Islam yang kaffah. Sosok Pingkan
sangat menginspirasi, terutama bagi para muslimah yang sedang mencari jati
diri. Pelajaran demi pelajaran yang terkandung di dalam buku ini dapat diambil
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu bijak dan menarik.
Konflik demi konflik yang disajikan
beserta solusinya dituturkan dengan apik melalui dialog-dialog yang rancak dan
menyentuh. Konflik-konfliknya tidak saling tumpang tindih, solusi-solusi yang
diberikan disajikan dengan sederhana namun sangat mendalam. Persoalan-persoalan
yang ditampilkan seiring aktivitas tokoh utamanya (Pingkan) memang beragam,
memberikan warna yang tidak monoton ketika membaca novel ini. Namun keseluruhan
pesannya saya simpulkan menjadi beberapa bagian. Pertama, tentang perjalanan
seseorang (muslimah) dalam menggapai hidayah seiring waktu. Artinya seorang
muslimah mesti bijak dalam mengambil hikmah setiap kejadian dalam hidupnya.
Kedua, mu’amamalah dengan sesama, bagaimana agar hidayah itu tidak hanya
menjadi milik diri sendiri, tetapi bagaimana kita dapat menarik orang lain agar
turut merasakan dan menerapkan ajaran Islam yang benar di manapun kita berada. Ketiga,
mu’amalah terhadap orang tua dan keluarga. Keempat, masih berkaitan dengan yang
kedua namun lebih spesifik, mengenai adab pergaulan dengan lawan jenis.
Pertama, tentang perjalanan
seseorang (muslimah) dalam menggapai hidayah seiring waktu. Artinya seorang
muslimah mesti bijak dalam mengambil hikmah setiap kejadian dalam hidupnya. Hal
ini terlihat dalam kisah Pingkan dalam menghadapi hari-harinya yang tak luput
dari masalah dan persoalan yang kadang menekan batinnya. Namun Pingkan tak
menyerah meski seorang Pingkan juga tak setegar karang. Namun intinya adalah
bagaimana Pingkan mampu menghadapi persoalan-persoalan itu dengan bijak dan
mengambil hikmah persoalan tersebut. sikap Pingkan inilah yang mengantarkannya
pada hidayah untuk berhijab. Pelajaran ini dapat diterapkan seorang muslimah
dalam hidupnya, apalagi bagi kita yang sedang mencari jati diri agar mampu
bersikap bijak kemudian mengambil hikmah dan menerapkan dalam kehidupan.
Kedua, mu’amamalah dengan sesama,
bagaimana agar hidayah itu tidak hanya menjadi milik diri sendiri, tetapi
bagaimana kita dapat menarik orang lain agar turut merasakan dan menerapkan
ajaran Islam yang benar di manapun kita berada. Pada kisah Pingkan dalam novel
ini, kisah disajiakn dengan begitu menarik dan mengharukan bagaimana Pingkan
mencari metode untuk menyentuh hati sahabat-sahabatnya yang muslim dan nonmuslim
untuk merasakan keindahan Islam. Suatu perbuatan yang mendatangkan pahala untuk
diri dan sesama. Sangat menginspirasi.
Ketiga, mu’amalah terhadap orang tua
dan keluarga. Konflik yang dihadapi Pingkan yang membuatnya terasa menentang sang
uni dan orang tuanya terlihat ditampilkan dalam kisah yang tentu berat bagi
seorang muslimah. Disinilah Pingkan secara tidak langsung dituntut untuk
menerapkan pemahamannya akan Islam terhadap hubungan dan kepatuhannya terhadap
keluarga. Masalah yang sering juga dialami oleh kita para muslimah sehingga
kita dapat belajar dan mengambil hikmah melalui kisah Pingkan ini.
Keempat, mengenai adab pergaulan
dengan lawan jenis. Dalam novel ini, jelas sekali bagaimana penulis menerangkan
adab pergaulan dengan lawan jenis melalui kisah yang ringan tentang Pingkan dan
kawan-kawan bagaimana mesti bersikap terhadap para ikhwan (brothers) dan rekan
lelaki yang lainnya. Tentu ini adalah pelajaran yang sangat penting terkait
kehormatan seorang muslimah.
So, sosok Pingkan beserta cerita dan
kisahnya benar-benar tampil menggugah semangat dan jiwa pembaca, khususnya
muslimah. Muslimah mana yang tak ingin menjadi mahasiswi cerdas di kampus
terkenal dengan IPK nyaris sempurna, mandiri, namun tetap menjaga izzah dan
nilai-nilai Islam? Muslimah yang hangat, sehangat mentari musim semi. Tertarik?
Yup, baca novel ini ^_^
1 komentar:
Halo kak, permisi. Mohon maaf sebelumnya jika dirasa lancang, tapi maaf, apakah kakak berniat menjual buku ini? Saya sangat mencarinya namun tidak menemukan di manapun. Terimakasih
Posting Komentar