Judul Buku : 3 Anak Badung
Penulis : Boim Lebon
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Tahun Terbit : Maret 2013
ISBN : 978-602-8277-82-2
Tebal Buku : 192 hlm
Ukuran : 19 cm
Harga : Rp25.000,-
Genre : Novel Humor
Pesan Cinta dalam Cerita
Zaman yang serba susah, peliknya
gencetan perekonomian, plus krisis moral menjadi penyebab terjadinya berbagai
peristiwa tragis yang laris manis menghiasi headline berbagai media massa dalam
dan luar negeri. Salah satu contoh peristiwa tersebut yaitu maraknya aborsi,
tindakan membuang bayi dan anak, hingga pembunuhan keji terhadap darah daging
sendiri. Begitu banyak jumlah anak yang tumbuh besar di jalanan dengan masa
depan yang tak jelas arahnya karena terjebak pada situasi yang mengharuskan
mereka melakoni hal-hal yang tak seharusnya mereka kerjakan. Begitu pula dengan
cerita dalam buku ini yang menyuguhkan kisah mewakili beragam fakta tersebut
dalam balutan cerita yang unik dan humoris sekaligus mengharu biru dan begitu
menyentuh.
Alkisah, tiga kakak-beradik yaitu
Mola, Rama, dan Reh yang masing-masing berusia 7, 6, dan 4 tahun itu “dilepas”
sang ibu, Bunga Cinta Lebay (BCL) alias Mpok Bung di sebuah kereta ekonomi
menuju Yogyakarta. Mpok Bung merasa sudah tak sanggup lagi membiayai mereka
dengan upahnya yang hanya seorang buruh cuci, sekaligus membalas sakit hati
kepada sang suami yang sudah menyamai rekor Bang Toyib, kabur dan tak pernah
pulang-pulang.
Sepuluh tahun berlalu, ketiga
bersaudara bersuara emas itu tumbuh menjadi anak jalanan namun tak menyusahkan
orang lain. Tumbuh menjadi anak yang “dibuang” tak menjadikan mereka lupa
kepada sang emak. Kerinduan akan sosok emak membuat mereka membulatkan tekad
kembali ke ibukota demi mencari sosok yang di telapak kakinya terletak surga
itu. Namun, niat baik tak selalu menemukan jalan yang mudah bukan? Ada-ada saja
ujian dan hambatan. Akankah ketiga anak badung itu menemukan sosok sang emak
setelah sepuluh tahun berlalu? Andainya bertemu pun, masihkah surga itu ada di
bawah telapak kaki sang emak yang nyata-nyata telah membuang mereka? Akankah
kerinduan itu menemukan muaranya? Simak cerita selengkapnya dalam novel ini.
***
Sebuah novel yang menghibur dengan humor
khas Boim Lebon yang kocak, namun begitu mengharukan, menyentuh, memberi hikmah
dan pembelajaran sekaligus memberi “tamparan” halus untuk para ibu di dunia.
Menyajikan kisah yang benar-benar mewakili sekian banyak fakta yang memilukan
tentang ibu dan anak. Membaca novel ini bisa membuat pembaca tersenyum-senyum
sendiri sekaligus membuat hati terujit haru.
Cara penyajian dan penuturan cerita
yang bergenre humor yang membalut fakta dan peristiwa menjadi poin plus dari
novel ini. Dengan penuturan yang kocak dan menghibur pembaca tidak merasa
digurui, sebaliknya dari cerita pembaca mendapat sentilan dan kesadaran,
terutama bagi ibu-ibu betapa berharganya anak-anak yang telah dianugerahkan
Sang Pencipta kepada mereka. Terlepas dari berbagai kesulitan dan kesempitan
hidup, tak ada alasan untuk mengorbankan anak-anak sebagai tumbal demi
membebaskan diri memikul tanggungjawab sebagai orang tua. Bukankah tidak
dikatakan beriman suatu kaum sebelum diberikan ujian kepada mereka? Maka
sebagai orang tua, terutama para ibu yang memang lebih memaknai hidup dengan
kepekaan perasaan, apalagi dihimpit dengan berbagai kesusahan dan ujian
kehidupan yang berat, maka sekiranya sangat penting untuk memahami bahwa
anak-anak adalah permata yang mesti dilindungi sekaligus juga menjadi ujian
sejauh mana seorang ibu dapat bersabar agar ungkapan surga di telapak kaki ibu
tidak kehilangan maknanya.
Selain memberikan pelajaran berharga
untuk para ibu, novel ini juga memberikan pesan kepada para anak agar tetap
mencintai dan menyayangi orang tua mereka, terlebih ibu yang telah bersusah
payah mengandung dan melahirkan kita ke dunia. Terlepas dari sikap orang tua
yang mungkin “keterlaluan” hingga tega membuang anak-anak mereka, maka
anak-anak juga perlu melihat dari segi berbeda dan mengambil makna positif akan
arti orang tua. Pentingnya berbaik sangka serta kebulatan tekad untuk menjadi
anak yang berbakti hendaknya ditanamkan dalam diri. Bagaimanapun, meski seorang
ibu dan anak berpisah dalam rentang jarak dan waktu yang kian jauh, selalu ada
kerinduan akan terwujudnya kebersamaan dalam naungan sebuah ikatan keluarga. Lebih
penting lagi, selalu ada kesempatan untuk menyadari kekhilafan dan memulai
kehidupan baru yang lebih baik untuk kesalahan itu. Surga bagi seorang anak
memang ada di bawah telapak kaki ibu, dan seorang ibu akan tetap memiliki
surganya selama ia mampu menjadi ibu yang mengayomi dan mencintai anak-anaknya.
Positifnya nilai dan hikmah yang
terkandung dalam novel ini menjadikan novel ini sangat layak untuk dibaca.
Semoga pembaca dapat mengambil hikmah tersebut dan menjadikannya pelajaran
berharga dalam menjalani kehidupan antara orang tua dan anak-anak. Pun begitu
untuk mereka para calon orang tua , jangan pernah sia-siakan anak-anak yang nantinya
dikaruniakan Sang Pencipta. Untuk para anak-anak, ibumu adalah surgamu. Cinta
dan kasih sayang adalah detak jantung bagi sebuah kesempitan hidup sekalipun.
Selamat
membaca... ^_^
0 komentar:
Posting Komentar