Judul Buku : Rabithah Cinta
Penulis : Afifah Afra
Penerbit : Mizania
Tahun Terbit : November 2008 (Cet.I)
ISBN : 978-602-8236-19-5
Tebal Buku : 336 hlm
Ukuran : 20cm
Kategori : Fiksi Islami
Rabithah Cinta
di Bumi Papua
Syakilla mengikuti suaminya yang
seorang dokter dan PNS ke pedalaman Papua dengan setengah hati. Bagaimana
tidak, karier Syakilla bersama Smart
yang dirintisnya sedari nol hingga menjadi perusahaan berskala nasional harus ia
tinggalkan begitu saja. Hidup di daerah asing dan sarat konflik serta serba
terbatas tentu tak mudah bagi seorang muslimah yang tengah mengandung seperti
dirinya. Namun ia harus mengalah demi cinta dan kepatutan sebagai istri.
Kesabaran Syakilla benar-benar diuji
ketika suaminya yang seorang dokter diculik oleh kelompok Operasi Papua Merdeka
(OPM). Bahkan kabar yang datang kemudian pun membuatnya benar-benar limbung.
Riyan dikabarkan tewas meski jasadnya tak pernah berhasil ditemukan. Doa dan
ikhtiar dikerahkannya, namun tetap nihil. Di tengah kegelisahan dan upayanya
menyembuhkan hati, kekasihnya di masa lalu, dokter Andrean, muncul membawa pinangan untuk Syakilla.
Akankah Syakilla bertahan dengan cinta
dan keyakinannya bahwa sang suami masih hidup di luar sana? Ataukah Syakilla
memilih menerima pinangan dokter Andrean demi anak-anaknya yang masih kecil dan
membutuhkan figur seorang ayah? Oh, sanggupkah rabithah cintanya terkorbankan demi
kehidupan baru?
*****
Novel yang begitu menyentuh,
meninggalkan kesan yang begitu mendalam tentang kesabaran dan ketaatan seorang muslimah
dalam memposisikan dirinya sebagai istri kepada sang qowwam, yaitu suami. Novel
ini pernah terbit sebelumnya dengan judul Obituari Kasih.
Novel ini mengungkap pandangan baru
tentang pengorbanan yang begitu besar bagi seorang muslimah dengan pengorbanan
yang tidak mudah, apalagi bagi kebanyakan muslimah dan wanita dengan karier
cemerlang di luar kewajibannya sebagai seorang istri di rumah. Muslimah yang
mandiri dan punya prinsip hidup yang teguh serta karier yang terbentang luas
tentu mengalami peperangan batin yang rumit ketika tiba-tiba semua itu mesti
terenggut dan harus dilepaskan dengan sukarela demi cita-cita sang suami. Bahkan
tak sedikit rumah tangga yang retak karena persoalan serupa. Akan tetapi, dalam
novel ini pembaca mendapatkan pembelajaran berharga tentang sebuah sikap yang
memperjuangkan kepatutan dibandingkan tuntutan.
Seperti karya-karya yang lain dari
Afifah Afra, novel yang satu ini juga bukanlah sekedar fiksi belaka. Pun tak
hanya berkisah tentang perjuangan seorang muslimah sebagai istri, tetapi juga
menyajikan idealisme untuk memperjuangkan kemerdekaan yang sesungguhnya untuk tanah
Papua. Hal ini diwakili dengan dihadirkannya tokoh-tokoh OPM yang
memperjuangkan terwujudnya kemakmuran di tanah mereka dengan perjuangan yang sayangnya
begitu radikal. Mengingatkan pada nuansa yang juga dihadirkan pada novel-novel ideologis
lainnya karya Afifah Afra.
Nilai-nilai yang dikandung inilah yang
menjadi nilai plus novel ini. Kepiawaian penulisnya meracik komposisi antara rumah
tangga dan konflik lokal begitu pas dan mantap. Sangat terharu membacanya,
sekaligus menyeret-nyeret perasaan pribadi untuk merasakan kegemasan seorang
istri yang harus merelakan citan-citanya sendiri demi cita-cita sang suami. Bukan
hal yang mudah, apalagi jika menilik realita sekarang ini.
Dari segi tokoh dan sifat yang
dilekatkan, tampak bahwa tokoh Riyan disini memiliki kesamaan dengan tokoh
Rangga yang muncul pada novel De Winst dan Da Conspiracao. Sifat kelelakian
mereka agak mirip, yaitu mudahnya merasakan getar hati dan kekaguman terhadap
tokoh wanita yang cantik dan agak radikal. Dalam novel ini misalnya getar dan
kekaguman yang dirasakan Riyan pada sosok Sokabai yang bergabung dengan OPM,
begitu juga Rangga yang merasakan getar hati dan kekaguman pada sosok Sekar pada
De Winst dan Maria dalam Da Conspiracao. Hanya saja, Sokabai dalam novel ini lebih
mirip dengan sosok Maria dan sama-sama tergabung dalam kelompok/pergerakan
kemerdekaan daerah masing-masing.
Epilog yang dibiarkan menggantung
menyisakan rangkaian imajinasi tersendiri di benak saya sebagai pembaca. Mungkin
penulis memang sengaja memberikan ruang bagi pembaca untuk merangkai sendiri
lanjutan kisah cinta yang mengharu biru ini. Kisah cinta dan pengorbanan yang
rumit dan tak mudah.
Semoga pembaca tercerahkan dengan
hikmah dari novel menawan ini. Selamat membaca ^_^
0 komentar:
Posting Komentar