
Judul Buku : Rahasia Pelangi
Penulis :
Riawani Elyta & Shabrina Ws
Penerbit :
Gagas Media
Tahun Terbit : 2015
Tebal Buku : x + 326 hlm
Ukuran Buku : 13 x 19cm
ISBN :
979-780-820-3
Harga :
Rp67.000,_
Rahasia Pelangi
:
Yuk Belajar Memahami
Gajah dan Alam Melalui Cerita
Anjani dan Chay, dua mahout muda pecinta gajah yang bekerja
di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), sebuah taman nasional yang terletak di Provinsi
Riau, terbentang di empat kabupaten, yaitu Pelalawan, Indragiri Hulu, Kuantan
Singingi, dan Kampar. Bersama para petugas dan mahout lainnya, mereka mencoba menjembatani dan mengatasi setiap
ada konflik antara gajah dan manusia di sekita TNTN. Menjadi mahout, Anjani berhasil menghapus trauma
masa kecilnya tentang binatang besar itu.
Rachel, gadis bermata biru perwakilan
CWO, sebuah organisasi peduli lingkungan mendapat tugas ke TNTN. Bersama Ebi,
ia berangkat kesana. Rachel gadis cerdas sekaligus ceroboh.
Anjani dan Rachel, dua gadis muda yang
sama-sama merasakan perasaan nyaman ketika bersama Chay. Tetapi bagi Chay,
jatuh cinta merupakan masalah perasaan yang tak mudah disimpulkan. Kecemburuan Anjani,
kecerobohan Rachel, membawa mereka pada suatu musibah besar tatkala menghalau
gajah gajah liar di perkampungan.
Akankah sesal Anjani meluruh? Bagaimana
dengan Rachel? Akankah gajah-gajah itu mendapat kehidupan yang nyaman tanpa
harus takut pada ancaman pembunuhan dan pencurian gading oleh pihak pihak tak
bertanggungjawab? Akankah mereka mendapat kembali habitat mereka yang kini
telah disulap menjadi kebun-kebun sawit, dibakar, dan dirampas manusia?
*****
Gambar diambil dari sini
Geregetan, tegang, haru, juga semu
merah jambu silih berganti mewarnai perasaan tatkala menelusuri lembar demi
lembar Rahasia Pelangi. Salut!
Mengangkat tema yang menurut saya tak
biasa, yaitu tentang keseimbangan hidup antara alam, manusia, juga binatang,
khususnya tentang gajah, novel ini amat menarik minat saya untuk segera “meminangnya”
tatkala membaca twit twit promonya di akun twitter beberapa host waktu itu. Sebelum
itu, saya memang sudah tertarik karena jujur, Riawani Elyta, penulis novel ini
merupakan salah satu penulis favorit saya yang karya-karyanya sebisa mungkin
untuk saya miliki.
Bersama rekannya, Shabrina Ws, Riawani
Elyta menulis buku ini sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan dan
binatang besar itu yang memang sering menyita perhatian tatkala terjadi insiden
antara gajah dengan manusia yang tak jarang memakan korban dari kedua belah
pihak. Ini buku duet kedua mereka. Sebelumnya, mereka menulis novel berjudul
PING! yang mengangkat tema tentang penyelamatan orang utan di hutan Kalimantan.
Tau nggak, Rahasia Pelangi ini perjalanannya sebelum terbitnya berkelok-kelok,
hingga memakan waktu tiga tahun lho. Kerasa banget kan perjuangan para
penulisnya....
*****
Dalam konflik-konlik antara manusia
dengan gajah, terkadang gajah-gajah tersebutlah yang dituding sebagai “pelaku”
atau penjahatnya. Padahal, jika manusia mau sedikit berpikir dan memahami,
gajah adalah binatang yang baik, tak akan mengganggu jika tidak diganggu.
Bukankah perbuatan gajah-gajah yang memasuki perkampungan penduduk, mengamuk,
hingga melukai warga dikarenakan ulah manusia juga? Hutan-hutan yang sejatinya
adalah rumah bagi mereka, dijarah, dibakar, disulap menjadi kebun-kebun sawit. Masih
ingat dengan peristiwa kabut asap yang beberapa waktu lalu menyedot perhatian
masyarakat dalam dan luar negeri bukan? Musibah yang disebabkan pembakaran
lahan hutan secara besar-besaran itu tak luput dari keserakahan manusia yang
hanya mementingkan kemakmuran diri pribadi tanpa memikirkan keseimbangan hidup
bagi alam, sesama, dan juga binatang, termasuk para gajah yang hidup di
dalamnya. Ironisnya, sebakda pembakaran, timbullah pohon – pohon sawit di lahan
pasca pembakaran.
Hmmm,,, jadi emosional deh mengingat
peristiwa-peristiwa tersebut. kita lanjut lagi yuk bahas Rahasia Pelangi nya
^_^
Menurut saya, ada beberapa kelebihan
yang menjadikan novel ini sangat nyaman dan renyah untuk dinikmati.
-
Pertama, dari
segi tema. Mengusung tema khusus tentang gajah, sifat, dan kehidupan binatang
besar ini merupakan sebuah poin plus. Tak banyak karya yang menyoroti tentang
lingkungan dan kehidupan hewan. Menurut saya, banyak orang bisa menjadi
penulis. Namun, menjadi penulis yang benar-benar menulis karena rasa kepedulian
dan keprihatinan yang tinggi terhadap alam dan lingkungan sosial itu jarang.
Salut buat tema novel ini.
-
Judul, menurut
saya, Rahasia Pelangi merupakan judul yang unik. Isi cerita sama sekali tak ada
kaitannya dengan pelangi, namun di salah satu qoute dalam novel ini yang menganalogikan rahasia hidup seperti
pelangi, kita akan dapat memahami sebuah makna yang dalam tentang kehidupan.
-
Sudut pandang
dalam bercerita menggunakan sudut pandang yang berganti-ganti antara Anjani dan
Rachel. So, membuat gaya bercerita nggak monoton. Fresh deh ....
-
Meski ini buku
duet, tak ada “keretakan” pada naskah dan cerita. Menyatu sebagai kesatuan utuh
yang menyuguhkan cerita yang menyentuh. Bahasanya mengalir indah dan renyah.
Bersemangat namun bisa tiba-tiba membuat terharu juga bersemu. Cara penulis
dalam menyusun kata membuat saya sebagai pembaca mampu memvisualisasikan isi
cerita dalam benak saya saat membaca, sekaligus merasakan sentuhan kedekatan
dengan para gajah, seperti Indro, Beno, Rubi, dan Akasia, dengan karakter dan
sifat mereka yang unik.
-
Banyak informasi
yang saya dapatkan seputar gajah dan kehidupannya dari novel ini. Tentang sifat
dan sikap para gajah yang ternyata sangat menarik untuk dipelajari. Tentang
ketelatenan dan kerja keras untuk menjadi seorang mahout. Juga bagaimana mengatasi dan menjembatani konflik antara
warga dan gajah yang sering terjadi, penulis menuangkan ide – ide mereka tanpa
menggurui sedikitpun. Ide-ide mereka sukses dititipkan pada tokoh-tokoh dalam
novel ini, misalnya Rachel yang cerdas dan penuh dengan ide-ide brilliant.
-
Interaksi dengan
lawan jenis antara tokoh-tokohnya tetap berada dalam norma – norma kesopanan
dan nilai-nilai yang islami. Misalnya, bagaimana pergaulan antara Anjani dan
Chay yang meski hampir selalu berada di lingkungan yang sama, tak pernah
terlibat dalam sikap-sikap yang tak pantas antara keduanya. Begitu pun antara
Rachel, Chay, ataupun Ebi. Adab dan pesan tentang pergaulan jelas menjadi poin
plus yang mengikat dalam novel ini.
-
Pesan – pesan
berharga, misalnya tentang penerimaan total dari manusia terhadap takdir dan
ketentuan yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, yang menjadikan manusia
mestinya tak boleh berputus asa terhadap segala macam musibah dan ujian
kehidupan.
-
Quote – quote
menarik yang bersifat mencerahkan, membangun, dan menyentuh menghiasi novel
ini. Menjadikannya begitu manis tatkala membuaka bab-bab baru di lembarannya.
Berikut beberapa kutipan quotenya yang membuat saya kadang berhenti sejenak
dari membaca lembarannya, tertegun dan merenungi isi qoutenya.
v Kita memang tak
bisa lari dari masa lalu.
Namun, kita punya pilihan, berdamai
dengan waktu.
v Alam memberi
banyak hal daripada yang ia dapatkan. Sementara itu, kita mencari banyak alasan
untuk memberi pada alam.
v Alam adalah guru
yang tak menua oleh waktu.
v Pada gajah, kita
belajar ketulusan, bagaimana mendengarkan dan bersikap tenang.
v Saat kerikil
datang, cinta bisa bermetamorfosis menjadi rasa yang berbeda, dan jaraknya
hanya tinggal selapis kertas dengan rasa benci.
v Prasangka bisa
mengubah setitik bara menjelma kobaran yang tak terduga.
v Kadang, kaki
terpeleset tak hanya di tempat basah, tetapi juga tergelincir di jalan
berpasir. Namun, pasti tak ada satu langkah pun yang ingin terjatuh, apalagi
tak bisa bangkit lagi.
v Penyesalan
adalah jembatan bagi jalan cahaya. Tapi, rasa bersalah sering kali menghalangi
kita, untuk mengambil kesempatan kedua.
v Perasaan putus
asa adalah penderitaan paling menyakitkan daripada sakit itu sendiri.
v Gajah menyimpan
semua hal dari perjalanan hidupnya. Namun, mereka selalu bersikap dengan
kejernihan pikirannya.
v Jika semua hal
diukur dengan materi, kau tak akan pernah selesai dengan dirimu sendiri.
v Benci bisa
mengubah keterasingan yang manis, menjelma keakraban yang anyir.
v Semakin kamu
membiarkan dirimu terpuruk, semakin sulit untukmu kembali bangkit.
v Jika kita terus
menerus menyalahkan diri akan sesuatu du luar jangkauan kita, bukankah itu sama
artinya dengan kita meragukan Tuhan?
v Tidak ada
kehilangan yang lebih besar daripada
kehilangan hidup itu sendiri.
v Ada perhatian
tak kasat mata. Ia bernama, doa dalam diam.
v Cinta seberapa
banyak kau mengatalkan, melainkan sejauh mana kau membuktikan.
v Hidup memang
penuh rahasia. Seperti pelangi, ia tak bisa ditebak kapan datangnya.
Yup, itulah beberapa
kelebihan novel ini menurut saya. Pastinya, ada banyak lagi. Mengenai
kekurangan, saya rasa saya tak ada komentar nih. Saya terlalu terpesona dan
jatuh cinta dengan novel , hihi ^-^ ^0^
Sebagai pembanding,
ingin rasanya saya membaca PING! Sayangnya, saya belum memiliki buku tersebut.
dari sederet novel dan buku nonfiksi karya Riawani Elyta yang saya koleksi, ini
buku duet fiksi beliau yang pertama saya miliki. Maka, ijinkan saya
membandingkannya dengan buku-buku yang sudah saya miliki saja.
Saya
memiliki Perjalanan Hati, A Cup of Tarapuccino, Tarapuccino, Jasmine, The
Coffee Memory, Dear Bodyguard, A Miracle of Touch, Gerbang Trinil, dan beberapa
buku nonfiksi hasil duet beliau dengan beberapa penulis lainnya. Dari buku-buku
tersebut, yang paling membekas dalam hati saya adalah Perjalanan Hati karena
tema yang diangkat dalam novel tersebut sebetulnya sederhana, tapi pas dengan
kondisi saya saat itu. Berbeda dengan Perjalanan Hati, Rahasia Pelangi lebih
“berjiwa muda” hingga membuat saya tersenyum-senyum, tersipu sendiri. ^_^ Tema
Rahasia Pelangi pun lebih mengarah pada permasalahan yang lebih global karena
menyangkut lingkungan hidup dan kelestarian lingkungan. Yang saya sukai dari
buku-buku Riawani Elyta ini adalah tema-temanya yang seringkali menyentuh dan menyoroti
tentang hal-hal yang dapat membuka wawasan pembaca, misalnya pada novel Jasmine
yang membuka mata tentang maraknya perdagangan anak di bawah umur yang terjadi
di pulau Batam, juga tentang perkembangan dunia bakery serta ilegal business dalam
Tarapuccino.
Setiap
buku memang memiliki ceritanya sendiri, ya??? J
Kesimpulannya, cerita dalam buku ini
benar-benar layak untuk dibaca. Menambah wawasan global dan kepekaan pembaca
tentang fenomena yang kerap menjadi permasalahan bangsa ini. Selain itu,
pembaca dapat sekaligus menikmati kisah romance nya yang sangat menyentuh. Juga
sekaligus belajar bagaimana menjadi mahout
yang baik lho. Siapa tahu saja setelah membaca Rahasia Pelangi, ada pembaca
yang tiba-tiba terinspirasi untuk mendedikasikan dirinya menjadi mahout ya? ^_^
Yuk, kita baca Rahasia Pelangi. Cintai
karya lokal, memandang fakta lebih jauh bersama kata dalam cerita ^_^
7 komentar:
Terima kasih Sri, reviewnya kumplit, ada perbandingan dengan novel2 saya yang lain juga hehe
Masya Allah.
Makasih banget ya Mbak. Semoga nanti bisa dapat PING ya. Sayang gak ada stok nih.
Makasih sekali lagi.
:)
tema novel ini memang unik ya, tentang gaja, membuat penasaran. Saya juga punya novelnya tapi blm saya review
Mbak Riawani Elyta : sama-sama Mbak... Senang bisa koleksi novel-novel Mbak :-)
Mbak Shabrina : Sama-sama Mbak... Semoga satu hari nnti bisa berjodoh dengan PING juga ^_^
Mbak Santi Dewi : Iya Mbak, unik, romantis *-*
Mbak Santi Dewi : Iya Mbak, unik, romantis *-*
Posting Komentar