Judul Buku :
Melupakanmu
Penulis :
Helga Rif
Penerbit : Rak
Buku
Tahun Terbit : November
2013 (Cet.IV)
ISBN :
602-751-748
Tebal Buku : 318 hlm
Ukuran : 13 x
19 cm
Genre : Roman
Harga : Rp59.500,-
Sebuah Cerita Cinta yang Lain
Dikhianati
oleh tunangan atau calon suami merupakan sebuah pukulan yang amat menyakitkan
bagi seorang wanita, apalagi pernikahan telah di depan mata beberapa bulan
lagi. Sakitnya, terlebih untuk sebuah hubungan cinta yang telah terjalin tiga
tahun lamanya.
Begitulah
perasaan sakit yang dirasakan Sarah, gadis cantik dan ramah, dengan senyum yang
amat menawan. Sebuah pengakuan yang meluluhlantakkan hatinya justru datang dari
seorang wanita yang mengaku tengah mengandung bayi dari Bondan, tunangan Sarah.
Sarah yang polos, Sarah yang hanya selalu mencintai Bondan. Andai hatinya
terbuat kaca, maka hati itu kini sudah tak berbentuk lagi, hancur
berkeping-keping.
Bondan,
lelaki itu sesungguhnya sangat mencintai Sarah. Apapun dilakukannya untuk
mendapatkan maaf dari Sarah. Sarah adalah cintanya, hidupnya. Akankah cinta
Sarah dan Bondan kembali satu, diantara rasa sakit dan rindu yang terus
membuncah? Ataukah Sarah akan menerima hati seorang Hendy, sahabat yang tulus dan
perhatian? Akankah Sarah melepaskan Bondan ataukah Hendy yang mesti melepaskan
Sarah? Bagaimana pula dengan kisah asmara Rio, kakak Sarah, dengan kekasih gay nya?
*****
Buku
fiksi dengan kisah yang lembut, tampil dengan cover minimalis dan judul yang sederhana
namun mendalam. Berkisah tentang cinta antara anak manusia yang memang menjadi
warna dalam kehidupan sehari-hari. Cinta memang indah dan unik sekaligus rumit,
bahkan ketika ia menggoreskan luka. Ah, sebetulnya memang bukan cinta yang
menggoreskan luka itu, tetapi para pelakon cinta yang kadang tak menyadari atau
kurang menghargai arti cinta sejati.
Dalam
buku ini, penulis mengisahkan dengan komplit betapa peliknya perasaan cinta
yang telah mengakar sebegitu dalam dan kuatnya tertancap di relung hati, namun
harus terlukai oleh orang yang dicintai. Alangkah lelahnya pergulatan batin
antara memaafkan kemudian kembali membangun puing cinta yang telah retak, atau
melepaskan seseorang itu karena tak ingin terluka kembali. Semakin lelah demi
merasakan cinta dan kerinduan yang begitu besar hatta hati telah dikhianati.
Novel
ini mengambil setting di kota Jakarta. Selain itu, dalam cerita juga diselipkan
tentang hari-hari Sarah selama mengikuti gathering
di Bali. Dalam bagian ini, penulis banyak menggambarkan tentang keindahan
pesona dan hidangan khas Bali. Jadi bisa sekaligus promosi kepada para pembaca
yang senang melakukan kegiatan wisata agar semakin tertarik berkunjung.
Sekilas, penulis juga menambahkan cerita bahwa tokoh utama, Sarah, sempat
berkunjung ke Lombok untuk menghadiri pernikahan sahabatnya. Bahkan nama hotel
yang disebutkan juga memang benar-benar merupakan nama sebuah hotel di Lombok.
Tentu saya sebagai pembaca sangat senang apalagi saya memang tinggal di Lombok.
Saya rasa, penulis memilih menyelipkan Bali dan Lombok dalam novel ini karena
memang penulis berdomisili di Denpasar, Bali.
Konflik
yang dikisahkan juga seru. Penulis berhasil menarik ulur emosi pembaca untuk
turut larut dalam permasalahan para tokohnya, terutama konflik yang dihadapi
oleh tokoh utama perempuan dalam novel ini. Apalagi jika pembaca adalah
perempuan, tentu akan lebih mudah menghayati dan turut terjun dalam belitan
perasaan sang tokoh. Hanya saja, terkadang ceritanya agak sedikit terasa datar,
mungkin karena tokoh Sarah yang digambarkan begitu sopan, terlalu sopan
sehingga reaksinya terasa kurang greget bahkan ketika menghadapi masalah yang
amat besar bagi seorang perempuan. Oh ya, dari kisah cinta Rio (kakak Sarah),
terkesan penulis mendukung kisah cinta yang nyata-nyata mengalami penyimpangan
orientasi seksual atau hubungan cinta sesama laki-laki (gay).
Pesan
yang bisa ditangkap dari novel ini, menurut saya, yaitu tentang bagaimana
seseorang, terutama para wanita mesti mampu mengelola hati, mampu memilah
antara sebuah kebersamaan yang dirasanya hanya dengan terwujudnya kebersamaan
itu ia dapat bahagia selama hidupnya, ataukah move on untuk menata hidup baru dan membiarkan waktu membalut
segala luka hati yang pernah tertoreh atas nama cinta. Tak mudah memang, tapi
disinilah letak kedewasaan sikap yang dituntut untuk mampu memilih arti sebuah
kebahagiaan yang sesungguhnya.
Sekian resensi ini. Semoga bermanfaat
dan selamat membaca.
2 komentar:
kak, judulnya melepaskanmu, kan? bukan melupakanmu? -sekedar koreksi^^
Masih hidup kan?
Yah...melepaskanmu
Posting Komentar