Rabu, 18 Desember 2013

Resensi Buku Malam Janganlah Cepat Berlalu, Mentari Perlahanlah Sejenak


Judul Buku      : Malam Janganlah Cepat Berlalu, Mentari Perlahanlah Sejenak
Penulis             : Hatta Syamsuddin, Lc.
Penerbit           : Indiva Media Kreasi
Tahun Terbit    : 2013
Tebal Buku      : 344 halaman
Ukuran Buku  : 19 cm
ISBN               : 978-602-1614-04-4
Harga Buku     : Rp45.000,-

Malam Janganlah Cepat Berlalu, Mentari Perlahanlah Sejenak
            Pernikahan adalah sebuah muara kasih sayang antara dua insan manusia, tempat melabuhkan segala cinta, rindu, dan kehangatan. Nikmatnya pernikahan senantiasa menjelma keromantisan dan saat-saat bahagia nan menggetarkan jiwa. Nikmat dari Sang Pencipta yang tidak hanya memberikan kebahagiaan jiwa dan raga, namun juga pahala yang melimpah. Begitu indahnya percintaan yang dilandasi keimanan, senantiasa menumbuhkan harap agar malam jangan cepat berlalu, dan mentari perlahanlah sejenak agar ritme cinta menjadi lebih panjang.
            Alangkah urgennya keromantisan untuk menghidupkan keharmonisan dalam rumah tangga. Namun, tidak semua pasangan berhasil mewujudkan keromantisan tersebut. Banyak pasangan pengantin baru yang masih sangat malu-malu, gelisah, atau tidak percaya diri untuk bereksplorasi dalam hubungan rumah tangganya. Pun tak sedikit pasangan yang sudah lama menikah menganggap keromantisan itu sebagai bagian dari aktivitas pasangan muda saja.
            Tidak hanya itu, keromantisan juga dianggap sebagai hal yang “tabu.” Tidak sedikit teman-teman kita para aktivis yang memiliki jam terbang tinggi menganggap bahwa sikap romantis sebagai hal yang berlebihan, meniru kebiasaan orang Barat, melenakan dari mengingat Allah, bahkan out of date (kadaluarsa). Padahal, sikap romantis adalah bagian penting dalam membina kelanggengan rumah tangga yang merupakan salah satu jalan menuju syurga. Bahkan Rasulullah pun telah mencontohkan langsung keromantisan itu bersama istri-istri beliau. Romantis, bisa dimulai dari hal-hal kecil. Tak perlu mahal, tak perlu gengsi. Mari membuat suasana rumah menjadi lebih indah bersama pasangan kita. Agar yang pengantin baru lebih menikmati bulan madunya dan bagi yang sudah lama menikah bisa kembali merasakan manisnya romansa cinta bersama si dia ....
*****
            Buku ini memuat materi yang menurut saya sangat penting bagi pasangan suami istri, baik bagi mereka yang sudah lama membina rumah tangga maupun para pengantin baru. Banyak ilmu dan nasihat mengenai kiat-kiat menghidupkan aura romantis dan kehangatan rumah tangga, kadang membuat kening berkerut karena serius penuturannya, kadang juga membuat pipi bersemu membaca bahasannya yang memang super romantis dan kadang blak-blakan namun tetap dengan gaya penuturan yang syar’i.
Gaya bahasanya runut, padat, dan memikat. Banyak kisah romantisme ala Nabi dan beberapa sahabat dikisahkan dalam buku ini. Banyak pula anggapan negatif yang sering beredar di masyarakat mengenai berbagai hal terkait romantisme disertai langsung dengan sanggahan dan alasan berupa hadits shahih dan contohnya dari Rasulullah. Tips-tips yang diberikan bagi para pengantin baru maupun yang sudah menikah juga komplit dalam buku ini, baik itu yang bersifat jasmani maupun ruhani. Setiap ulasannya adalah hal yang mudah dan bisa diterapkan untuk para pasangan yang menginginkan kehangatan dan kelanggengan bagi rumah tangga mereka. Sangat menginspirasi untuk segera menerapkan tiap tipsnya dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi, menurut saya buku ini kurang merangkul semua aspek pembaca karena gaya bahasanya yang agak berat. Bahasa, penuturan atau istilah-istilah yang digunakan kurang “membumi” untuk masyarakat awam atau bagi sebagian pembaca yang sehari-hari bahasanya memang bahasa gaul. Memang tujuannya adalah bagi mereka yang sedang bersiap untuk pernikahan dan yang sudah menikah, tapi tetap saja bahasanya lebih mengena untuk mereka yang intelek, terutama para aktivis dakwah. Atau memang tujuan utama dari penulis buku ini memang ditujukan kepada mereka teman-teman aktivis dakwah yang kadang malu untuk bersikap romantis terhadap pasangan ? Wallahu’alam. Yang jelas, setiap penulis memang memiliki ciri dan gaya bahasa masing-masing yang menjadi pembeda antara penulis yang satu dengan yang lain. Gaya bahasa buku ini yang padat tetap menjadikannya bahasa yang indah dan sarat ilmu. Terlebih, buku ini memang disusun tatkala penulis menempuh perkuliahan pada jarak yang jauh terpisah dengan istri dan keluarga, menjadikan buku ini lebih berbobot karena pastinya melibatkan emosi yang sarat kerinduan dari penulis terhadap keluarga tercinta.
   Sebagai pembanding, saya membaca sebuah buku dengan tema yang kurang lebih sama karya terbitan Indiva juga, yaitu buku Cintai Aku Meski Ku Tak Sempurna. Buku yang satu ini merupakan buku terjemahan, dibagi menjadi dua bab besar. Bab pertama lebih fokus kepada tips-tips untuk kebahagiaan rumah tangga dan bab kedua fokusnya kepada fase-fase pernikahan. Penulis aslinya memang dari Timur Tengah sehingga gaya bahasa yang digunakan lebih berat lagi. Kedua-duanya sama bagusnya, sarat dengan ilmu dan pengetahuan tentang seluk beluk rumah tangga. Namun jika ingin lebih komplek, maka saya lebih memilih buku Malam Jangnlah Cepat Berlalu, Mentari Perlahanlah Sejenak. Bahasannya lebih lengkap dan terperinci, mudah, dan tips-tipsnya lebih banyak.
Akhirnya, saya menyarankan kepada para pembaca, teman-teman yang sedang menyiapkan pernikahan maupun kepada mereka yang sudah lama menjalani bahtera rumah tangga, untuk membaca buku ini sebagai salah satu rujukan untuk membina rumah tangga yang romantis, hangat dan semarak dengan kasih sayang yang berlandaskan kepada keimanan demi mendulang pahala syurga. Jadi, bagi teman-teman yang menganggap romantisme dengan segala perwujudannya merupakan sikap yang tasyabuh dan berlebih-lebihan, mari  meluruskan pemahaman kita melalui buku ini. Insya Allah, banyak ilmu dan kiat menarik yang bisa kita dapatkan. Romantis itu penting, romantis itu milik semua orang, tua maupun muda. Romantis itu indah ...   ^_^.
Sekian ulasan saya, semoga resensi ini bermanfaat. Selamat membaca, selamat mewujudkan rumah tangga romantis penuh berkah dan pahala J







0 komentar:

Posting Komentar