Tamu itu datang lagi, membuat
perasaanku berkecamuk tak karuan. Yang jelas, bukan karena senang akan
kedatangannya karena aku amat berharap tak melihatnya kali ini. Tapi lagi-lagi,
ia bertandang di sela-sela rasaku yang harap-harap cemas.
Ahhh,,, kuhempaskan diri, kubenamkan
wajah di balik bantal, suaraku mulai sesenggukan. Pipiku menghangat, dialiri
butir-butir air yang perlahan tetapi pasti tercurah dari mataku. Hatiku tak
henti-hentinya bertanya, “Mengapa? Mengapa ia datang lagi .... “
Kembali aku menangis, sejadi-jadinya hingga membuat tatapan heran plus bengong dari si abang yang tiba-tiba sudah berada di sampingku. Pelan ia goncang-goncangkan bahuku, sambil dituntunnya aku mengucapkan istighfar... Ahhh,, “kenapa pula saya disuruh istighfar?” sengitku sambil menepis tangannya. “Saya gak kerasukan, istigfar, istigfar, tu udah istigfar,” ketusku sambil terus menangis bombay... (Duuu :D)
Kembali aku menangis, sejadi-jadinya hingga membuat tatapan heran plus bengong dari si abang yang tiba-tiba sudah berada di sampingku. Pelan ia goncang-goncangkan bahuku, sambil dituntunnya aku mengucapkan istighfar... Ahhh,, “kenapa pula saya disuruh istighfar?” sengitku sambil menepis tangannya. “Saya gak kerasukan, istigfar, istigfar, tu udah istigfar,” ketusku sambil terus menangis bombay... (Duuu :D)
Diketusin
sedemikian rupa, eh si abang malah senyum-senyum sendiri sambil geleng-geleng.
Tuh, yang kerasukan siapa coba ... Aku melanjutkan lagi parade tangisku sambil
sesekali mengusap hidung yang mulai meler. Kembali si abang menasihati, “tamu
itu kan disambut kedatangannya dengan bahagia, disyukurin istriku ini masih
setia dikunjungi, alhamdulillah kan,” ckckck tanpa perasaan. Aku pasang tampang
cuek. Biarin! Mentang-mentang si abang sering dikunjungi tamu dan pergi bertamu,
ya dianggap enteng. Gak tau aja, tamu yang ini beda... Bukan orang, bukan hewan, heee. Dia cuma bertamunya ke
cewek-cewek... Dulu sih senang aja tuh tamu datang, kan sekarang beda...
Si Abang gak tau sih gimana disindir mertua.. Gak enak
ditanyain terus ma tetangga. Si abang kan emang sibuk.... “Mana tauuuu
beginian.......” aku membatin.
Setelah
reda si tangis, akhirnya aku menyerah saja dengan kedatangan si tamu, emang gak
bisa dicegah juga sekarang... Dan setelah kupikir-pikir, nasihat si abang tadi
emang ada benarnya. Syukur masih setia dikunjungi... Bukan karena kedatangan si
tamu menjadi indikator bahwa usaha dan doa kami untuk memiliki momongan belum
dikabulkan ma Allah, tapi kan kedatangan si tamu yang rutin insya Allah
menandakan kalau aku sehat dan baik-baik saja kan. Banyak wanita yang bahkan
seumur hidupnya tak dikunjungi si tamu yang sering di panggil “Miss M” ini.
Bayangkan perasaan mereka. Lagi pula, usia pernikahanku dengan si abang baru
memasuki bulan ke-7, masih banyak kesempatan untuk berusaha dan meminta kepada
Sang Maha Pemberi Rezeki. Pasti indah pada waktunya kan,,, ^-^
Segera
kuucapkan istigfar, memohon ampun kepada Allah karena sempat menyalahkan
keputusan-Nya. Sekaligus minta maaf kepada si abang juga, udah bersikap kayak
tadi. Buat si tamu juga, welcome deh.
Wah, wah,, melet punya momongan tapi mesti sabar dulu nih.
Sabarrrr..... :DDD
2 komentar:
:)
semoga segera, aamiin :)
Aamiiin... Syukron :)
Posting Komentar