Kamis, 09 Juli 2015


Judul Buku       : The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer  
Penulis               : Tofik Pram
Penerbit             : Penerbit Edelweiss
Tahun Terbit    : Agustus 2014
ISBN                  : 978-602-8672-65-8
Tebal Buku       : 333 halaman
Kategori            : Nonfiksi



Menyelami Prinsip dan Pandangan Hidup Pramoedya Ananta Toer

            Pramoedya Ananta Toer adalah pengarang besar dalam sejarah Indonesia. Lebih dari 50 karya ia hasilkan dan hampir semuanya diterjemahkan dalam 41 bahasa asing. Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925. Ayahnya guru, ibunya penjual nasi. Ia pernah bekerja sebagai juru ketik di surat kabar Jepang, Domei. Ia tergabung dalam militer dalam masa kemerdekaan. Pram meninggal di Jakarta pada 30 April 2006 pada usia 81 tahun (backcover).

            Pada tahun 1948-1949 ia dipenjara oleh Belanda di Jakarta. Sejak itu, Pram aktif menulis. Pada masa Orde Lama, Pram bergabung dengan LEKRA, sebuah organisasi seniman kiri. Namun, ketika kekuasaan beralih ke pemerintahan Orde Baru, Pram dan banyak anggota LEKRA ditangkap dan diasingkan ke Pulau Buru dan Nusa Kambangan dengan tuduhan terlibat dalam organisasi yang berkaitan erat dengan komunis. Selama 14 tahun 2 bulan Pram ditahan dan sayangnya tanpa melalui proses hukum atau pengadilan. Namun, penangkapan yang tidak adil atas dirinya tidak membuat seorang Pramoedya Ananta Toer kehilangan semangat dan produktivitas menulis, justru di dalam penahanan yang disertai penyiksaan dan kerja paksa, Pram berhasil menuliskan puluhan karya novel dan esai yang sarat akan kritik terhadap pemerintahan kala itu. Salah satu novel yang dihasilkan yaitu Bumi Manusia yang mengandung begitu banyak pelajaran dan semangat hidup di dalamnya. (halaman9).
            Esai-esai yang ditulis Pramoedya tak hanya berisi pandangan kritis terhadap pemerintah, namun juga menelaah dan mengkritisi tentang pandangan dan karya para sastrawan lain yang berseberangan pandangan dengannya (halaman 31). Esai-esai yang dihasilkannya sarat akan pengetahuan, pegalaman, dan pandangan hidup yang begitu luas mencakup pemerintahan, kritik sastra, rasialisme, kebudayaan, perang, dan berbagai hal lainnya yang juga mencakup tentang keadaan luar negeri. Pram banyak mengkritisi pandangan dan karya para sastrawan yang menurutnya menulis tanpa disertai pendalaman sejarah dan nilai yang berarti. Baginya, dalam menulis sebuah karya hendaknya berdasarkan nilai kejujuran dan sejarah yang bermanfaat untuk kemanusiaan.
            Pada bab berikutnya dalam buku ini, dipaparkan prinsip-prinsip Pramoedya Ananta Toer yang disarikan dari esai-esai yang ditulisnya yang sekaligus menggambarkan bagaimana seorang Pram memosisikan dirinya sebagai seorang sastrawan. Pram memiliki prinsip yang dinamainya “Pramisme” yang menjelaskan bahwa dirinya hanya berpihak kepada kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan. Pram juga dengan lantang menolak tudingan bahwa dirinya adalah seorang komunis. Baginya, tuduhan sebagai komunis dan pengkhianat tanah air sangatlah tidak berdasar karena ia memiliki ideologi cinta tanah air yang sangat kuat. Pram adalah seorang pengarang yang berani menantang hidup melalui tulisan-tulisannya yang berbobot (halaman 129).
            Bab-bab berikutnya dari buku ini berisi pandangan hidup Pramoedya Ananta Toer yang mencakup banyak hal, yaitu mengenai Spiritualitas, Cinta, Wanita, Pria dan Keluarga, Ilmu dan Pengetahuan, Progresif-Revolusioner, Bijak Pikir, Lawan!, Kehormatan, Menulis, dan Kesusastraan. Dari setiap bab tersebut, terdiri dari rincian atau sub bab – sub yang berisi pembahasan yang lebih mendetail. Hal ini menguraikan pandangan hidup seorang Pramoedya Ananta Toer yang begitu luas melalui pemikiran yang begitu dalam berdasarkan fenomena dan pengalaman hidupnya yang lebih banyak melalui hal-hal yang pahit namun membangkitkan gairah kepenulisannya. Setiap permasalahan yang disorotinya berisi pembahasan yang amat bermanfaat bagi kehidupan sosial masyarakat dengan tutur kata dan nasihat yang tidak menggurui. Meski karya-karyanya sempat dicap sebagai bacaan terlarang oleh pemerintahan Orde Baru, namun kini kita bisa membacanya dengan bebas meski agak sulit ditemukan. Mari menyelami pemikiran-pemikiran dan pandangan hidupnya yang begitu sarat makna dan manfaat agar sejarah kepenulisan yang terekam luas dalam karya-karya Pramoedya Ananta Toer dapat dijadikan salah satu panduan dalam mempelajari sejarah, keadaan politik, sastra, dan banyak hal sepanjang Orde Lama hingga akhir hayatnya.
           

           

0 komentar:

Posting Komentar