Judul Buku : Syahid Samurai
Penulis : Afifah Afra Amatullah
Penerbit : PT Era Adicitra Intermedia
Tahun Terbit : 2002
Tebal Buku : 192 halaman
Ukuran Buku : 21 cm
ISBN : 979-9183-93-6
Harga : Rp26.000,-
Menjemput Cinta
di Medan Syahid
Johana Rijkaard atau yang kini
bernama Khadijah setelah memutuskan untuk ber-Islam dalam nuansa kental
sufistik mengira sang mantan suami, Mahmud Ali Syah telah tewas dalam
penyerangan tentara KNIL yang dipimpin ayah Johana. Johana atau Khadijah yang sebelumnya hidup
dalam keadaan yang begitu memprihatinkan bersama sang anak di tanah Persia
akhirnya mau mengikuti ajakan sang paman untuk tinggal di puri pamannya di
Balikpapan.
Akiro Fujiwara, sang jenderal Jepang
yang lebih dikenal sebagai tukang jagal tanpa ampun untuk pertama kalinya
bertemu Khadijah dalam keadaan tak sadarkan diri. Jenderal yang begitu setia
dengan sumpah samurai dan amat berbakti kepada ammaterasu ommikami itu merupakan prajurit andalan pasukan negeri
sakura tersebut. Namun siapa sangka, sang jenderal yang begitu keras dan kejam
akhirnya jatuh hati pada sosok Khadijah yang anggun nan sederhana namun begitu
tegas.
Mahmud
Ali Syah, nelangsa mencari sang Khadijah hingga nasib akhirnya mempertemukan
dia dengan seorang bidadari pengganti. Mendirikan kembali pesantren Al-Ikhwah
yang pernah porak-poranda.
Rangkaian
peristiwa demi peristiwa menegangkan dilalui Khadijah bahkan sampai menjadi
tawanan wanita dan menjalani romusha. Akiro, cinta dan kekagumannya kepada
sosok sang dewi menyeretnya pada aksi pengkhianatan dan ketertarikan kepada keyakinan
baru. Johana, Akiro, Mahmud akhirnya dipertemukan dalam sebuah pertemuan yang
memerah rindu dan juga luka di antara ketegangan menghadapi pasukan Jepang dan
fitnah dari Suparman beserta antek-anteknya. Akankah Khadijah memilih kembali
kepada Mahmud di saat sang mantan suami telah memiliki belahan jiwa yang lain
sedangkan di sisi lain ada sosok Akiro yang amat dalam mencintainya? Akankah
Akiro menemukan cinta sejati dalam pada sebuah keyakinan yang menggetarkannya?
Bagaimana Mahmud menghadapi persoalan hati dan juga kekerasan penjajah? Simak
selengkapnya dalam novel perjuangan ini.
***
Syahid
Samurai! Novel ini merupakan novel kedua dari trilogi Bulan Mati di Javasche
Oranje (BMdJO). Mengisahkan tentang perjuangan para tokohnya dalam menghadapi
pergelutan batin menghadapi persoalan pribadi dan juga perjuangan fisik
menghadapi penjajah juga antek komunis. Nuansa keislaman yang begitu kental,
aksi heroik yang memacu adrenalin, juga konflik batin serta asmara yang
mengharu biru. Begitu komplit diracik dalam untaian kata yang mengalirkan berbagai
kecamuk rasa ketika membacanya.
Sebagai novel yang dikategorikan
sebagai novel perjuangan ini, setting tahun 1940-an hingga awal kemerdekaan
yang digunakan beserta keseluruhan rangkain kisah yang dihadirkan, novel ini mampu
menggetarkan idealisme dan getar-getar heroik di jiwa saya sebagai pembaca. Selain
itu, yang paling saya sukai adalah nuansa keislaman yang begitu kental yang
menunjukkan bahwa kisah yang dituturkan adalah perpanjangan kalam dari sang
penulis dalam berdakwah. Sebuah cara yang efektif untuk menyampaikan pemikiran
kepada lebih banyak orang tanpa pembaca merasa digurui. Nilai-nilai keislaman
yang disampaikan penulis melalui rangkaian cerita juga sangat relevan dengan
kondisi umat hingga saat ini dalam menanggapi beberapa hal yang sering menjadi
bahan perdebatan masyarakat. Namun, sebagai novel perjuangan dengan nilai
keislaman yang kental mungkin sasaran baca dari novel ini kurang merangkul
kalangan umum.
Adapun beberapa hikmah atau nilai
yang terkandung dalam kisah novel ini menurut saya sebagai berikut :
·
Mengikuti atau
mempelajari ajaran agama hendaknya tidak bertaklid buta. Persoalan ini saya
temukan dalam persoalan yang dihadapi Johana atau Khadijah ketika mengikuti
ajaran kesufian yang menganggap bahwa Rabb dan manusia dapat bersatu serta
tidak membutuhkan kehidupan sosial dengan sesama manusia.
·
Hati yang bersih
akan mudah menerima nasehat dan hidayah melalui proses pemikiran yang jernih.
·
Diperlukan sikap
yang tegas dan prinsip yang teguh dalam menjalani kehidupan.
·
Kerelaan untuk
lebih menerima keadaan karena ketaatan kepada ajaran Islam, perlunya
memenangkan kepatutan dibandingkan kecemburuan dan hawa nafsu.
·
Dalam sebuah
perjuangan bersama dalam melawan kemungkaran, setiap anggota mesti patuh pada
perintah pimpinan dan hasil musyawarah bersama.
·
Tak ada rasa
takut dalam memperjuangkan kebenaran dan menjemput syahid.
Itulah beberapa hikmah yang dapat saya ringkaskan
setelah membaca novel ini. masih banyak lagi hikmah dan pembelajaran lain yang
dapat kita petik dari kisah yang menggetarkan ini. Berdasarkan nilai dan hikmah
yang dikandungnya, maka buku ini sangat
layak untuk dibaca oleh siapapun. Untuk mendapatkan kisah utuhnya, pembaca bisa
membaca ketiga keseluruhan triloginya (Bulan Mati di Javasche Oranje, syahid
Samurai, Peluru di Matamu).
Selamat membaca
^_^
3 komentar:
mantaff
PANJANG BEUT PANJANG
HALO
Posting Komentar