Judul Buku : A
Thousand Splendid Suns
Penulis
: Khaled Hosseini
Penerbt
: Qonita (PT Mizan Pustaka)
Tahun Terbit : April
2008
ISBN
: 979-3269-68-9
Tebal Buku :
516 hlm
Ukuran Buku : 20,5 cm
Genre
: Fiksi Sosial
Mariam dan Laila,
Kisah tentang Cinta dan Pengorbanan
“Hati
pria berbeda dengan hati ibu, Mariam.
Rahim
ibu tak akan berdarah ataupun melar karena harus menampungmu.
Hanya
akulah yang kau miliki di dunia ini,
Dan
kalau aku mati, kau tak punya siapa-siapa lagi.
Tak
akan ada siapa-siapa yang peduli padamu, karena kau tidak berarti
Kalimat-kalimat bernada sinis sarat
kebencian itu sudah sering dilontarkan sang Nana (ibu) kepadanya kala Mariam
mendesak untuk menemui Jalil. Namun ia percaya, Jalil, sang ayah yang kaya raya
serta tinggal di kota bersama ketiga istri dan anak-anaknya yang lain, sangat
menyayangi dirinya. Jalil senantiasa mengunjungi Mariam dan ibu Mariam yang tak
pernah dinikahinya, di kolba yang
terasing setiap akhir pekan. Hingga suatu hari Mariam nekad menemui sang ayah
di rumahnya di kota dan keesokan harinya ketika kembali ke kolba, Mariam mendapati ibunya telah mati gantung diri di sebuah
pohon willow.
Mariam dibawa ke rumah sang ayah. Malang, ia mesti menerima pernikahan yang
dipaksakan, juga luka dan perih yang disayatkan sang suami ke jiwa dan raganya.
Saat itulah, Mariam menyadari kebenaran kata-kata sang ibu. Takdir
mempertemukannya dengan Laila, gadis muda yang malang, yang kemudian menjadi
madunya.
Laila, gadis muda yang cantik dan cerdas, tetangga Mariam. Perang merenggut
kekayaan, orang tua, dan saudara-saudaranya. Laila ditemukan oleh Rasheed,
suami Mariam kala ia terluka parah oleh sebuah serangan roket yang menghantam
rumahnya. Dengan tipu daya Rasheed, Laila akhirnya menerima tawaran Rasheed
menjadi istri kedua. Meski menyakiti perasaan Mariam, Laila tak kuasa menolak
demi kepentingan dirinya sendiri dan buah cintanya bersama Thariq, kekasihnya
di masa lalu.
Mariam dan Laila, hidup seatap bersama suami yang kian hari kian kehilangan
perikemanusiaannya. Mariam dan Laila, dua wanita berbeda usia, menjalani
kehidupan rumah tangga yang tak hanya menyiksa, tapi juga perang yang berimbas
pada kekeringan dan kelaparan. Konflik demi konflik menyatukan keduanya
dalam sebuah keputusan besar, yang menghubungkan mereka dalam ikatan cinta,
kasih sayang, persaudaraan, dan pengorbanan. Bagaimana Mariam dan Laila
mengahadapi konflik rumah tangga mereka? Akankah Mariam dan Laila mencecap
manisnya lembaran kehidupan? Apa yang terjadi dengan orang-orang dari masa lalu
mereka, Jalil dan keluarnya, juga Thariq? Akankah masa-masa perang berakhir dan
kedamaian kembali datang?
*****
Sebuah novel yang manis, memadukan keahlian bertutur dan berimajinasi layaknya
dongeng yang menarik-narik untuk terus mengikuti kelanjutan kisahnya. Kisah
yang memilukan sekaligus juga memikat.
A Thousand Splendid Suns ini merupakan novel kedua karya Khaled Hosseini
setelah The Kita Runner yang
sebelumnya menjadi bestseller dan telah diterjemahkan dalam 42 bahasa. Novel A
Thousand Splendid Suns ini berkisah tentang dua perempuan Afganistan dalam
upaya mempertahankan hidup yang begitu keras dengan segala kekuatan yang mereka
miliki. Sebuah kisah inspiratif yang begitu mengharu biru dan meninggalkan
kesan mendalam usai membacanya.
Perpaduan konflik dan lika-liku kisah kehidupan para tokoh yang dihadirkan
begitu menyentuh. Dalam novel ini, watak para tokoh ditampilkan begitu kongkret
dan menonjol sehingga pembaca dibuat seolah-seolah sedang menjadi tokoh tersebut,
atau setidaknya dibuat mampu menyelami karakter dari setiap tokoh yang
dihadirkan. Berbeda dengan novel sebelumnya, yaitu The Kita Runner atau novel setelahnya karya Khaled Hosseini, And The Mountains Echoed yang
menghadirkan begitu banyak tokoh dan konflik yang terlalu berbelit, novel A Thousand Splendid Suns ini lebih fokus
pada penuturan kehidupan dua tokoh utamanya, Mariam dan Laila, sehingga pembaca
pun lebih mudah menyelami konflik yang dihadirkan penulis.
Gaya bercerita Khaled Hosseini dalam novel ini mampu mengaduk-aduk emosi
pembaca, dengan tutur yang indah dan bahasa sastra yang mengagumkan. Selain
itu, novel ini juga mengandung muatan sejarah bahkan konflik yang masih tersisa
hingga kini di bumi Afganistan. Dalam novel ini, sebagian besar settingnya
terjadi ketika perang mulai pecah di Afganistan, pendudukan Uni Soviet, perang
saudara antara Pashtun dan kaum Hazara, perang antara Taliban dan Mujahidin,
dan sisa-sisa peperangan yang masih menyisakan teror dan ketakutan.
Lewat kisah yang dihadirkan, pesan yang bisa ditangkap dari novel ini yaitu
tentang kemampuan memendam emosi, kekuatan cinta, kesabaran tanpa batas, serta
secercah harapan yang senantiasa selalu menyala di tengah kepungan keputusasaan.
Pembaca diajak untuk selalu meyakini bahwa Allah selalu menyediakan jalan
keluar bagi hamba-hamba Nya yang tak pernah berhenti berharap. Dalam novel ini,
pembaca ditunjukkan bahwa perempuan-perempuan tangguh akan selalu berhasil
menemukan solusi dalam mengatasi permasalahan hidup mereka, hatta mengorbankan
nyawa sekalipun. Atas nama cinta, mereka berani berkorban, atas nama cinta,
kasih sayang dan persaudaraan yang sesungguhnya pun akan muncul baik ketika
msih bersama maupun ketika tiada. Karena cinta, menyatukan jiwa-jiwa yang
terpisah ke dalan sebuah hegemoni yang utuh dan indah. Atas nama cinta, Mariam
dan Laila melewati hari dengan senyum di antara luka hati dan raga mereka.
Cinta, yang menyatukan dan memisahkan mereka dalam sebuah drama kehidupan yang
begitu kejam dan juga keras, namun menawarkan secercah harapan.
Oleh karena itu, novel ini sangat layak dibaca, tak hanya bagi perempuan yang
ingin menyelami kisah Mariam dan Laila, tetapi karena novel ini juga
mengisahkan banyak hal yang begitu menyentuh nilai-nilai kehidupan. Selamat
membaca
0 komentar:
Posting Komentar