Judul Buku : And The Mountains Echoed
Penulis : Khaled Hosseini
Penerjemah : Berliani Mantili Nugrahani
Penerbit : Qanita (PT Mizan Pustaka)
Tahun Terbit : Oktober 2013 (Cet.II)
ISBN : 978-602-9225-93-8
Tebal Buku : 516 hlm
Ukuran : 20,5 cm
Kategori : Fiksi
Dari Bumi Afganistan,
Sebuah Kisah tentang Persaudaraan, Kasih Sayang,
dan Kerasnya Hidup
Kulihat peri kecil muram
Di keteduhan pohon kertas
Kumengenal peri kecil muram
Yang tertiup angin suatu malam
Abdullah dan Pari, dua kakak-beradik
yang masih kecil, saling menyayangi dengan kasih sayang yang begitu dalam dan
murni. Sejak ibu mereka meninggal dunia dan ayah mereka menikah lagi dengan
Parwana, tetangga di sebelah rumah dengan alur hidup yang juga sarat konflik,
Abdullah tak hanya menjadi kakak, tetapi juga menjadi ayah sekaligus ibu bagi
Pari. Bagi Abdullah, Pari kecil adalah bumi, langit, sekaligus seluruh
semestanya. Dalam kerasnya kehidupan di Sadbagh, sebuah pedesaan kecil di
Afganistan yang keras dan kejam, Pari adalah seberkas cahaya matahari yang
menghangatkan bagi Abdullah.
Keras dan gersangnya kehidupan yang
berimbas pada kesempitan dan himpitan hidup yang kian akut menyebabkan sang
ayah mesti mengambil keputusan yang amat sulit. Keputusan yang tidak hanya
mempengaruhi kehidupan mereka di masa kini, tetapi juga berlanjut hingga
generasi berikutnya. Ya! Sang ayah menjual Pari kepada pasangan kaya di Kota
Kabul. Sejak saat itu, kisah hidup yang menjadi awal mula cerita panjang pun
dimulai. Tak hanya tentang Abdullah dan Pari, tapi juga tentang orang-orang di
sekitar mereka hingga ke generasi berikutnya...
*****
Novel And The Mountains Echoed ini merupakan novel ketiga karya Khaled
Hosseini setelah The Kite Runner yang
telah terjual lebih dari 10 juta eksemplar di seluruh dunia dan A Thousands Splendid Suns yang terjual
lebih dari 38 juta eksemplar di 70 negara.
Khaled Khosseini lahir di Kabul tahun 1976 dan kini tinggal di Norther,
California. Khaled Hosseini merupakan seorang duta Goodwill untuk UNHCR, sebuah
organisasi PBB yang mengurusi masalah pengungsi dan merupakan salah satu
organisasi terkemuka di dunia. Hosseini
juga menjadi pendiri The Khaled Hosseini Foundation, sebuah yayasan nirlaba
yang menyediakan bantuan kemanusiaan bagi warga Afganistan.
Khaled Khosseini memang bak seorang pendongeng ulung. Namun,
meskipun nama-nama tokoh serta nama desa Shadbagh yang menjadi tempat bermulanya
kisah dalam novel ini hanyalah sebuah nama fiktif, nyatanya Hosseini selalu
mampu menghadirkan latar sejarah dalam setiap novelnya.
Kisah yang disajikan dalam novel ini
begitu komplit, dimulai dengan tokoh-tokoh dengan masing-masing kisah yang
ditautkan oleh seutas benang merah yaitu
hubungan darah dari generasi ke generasi. Meski begitu, kehidupan masing-masing
tokoh tetap dihadirkan secara utuh sehingga pembaca dapat menikmati beragam kisah
dalam sebuah buku.
Namun, banyaknya jumlah tokoh dengan
masing-masing kisahnya menurut saya menjadikan sosok dan kisah para tokoh utama
mengabur, bahkan cenderung tumpang tindih. Alhasil, kisah yang disajikan dari
awal menurut saya gagal menorehkan simpati mendalam karena cerita yang menjadi
buram. Akan tetapi, bagaimanapun novel ini memiliki nilai sosial yang tinggi
sehingga sangat layak untuk dibaca.
Membandingkan dengan dua novel
sebelumnya, yaitu The Kite Runner dan A Thousand Splended Suns, pilihan saya
jatuh kepada A Thousand Splended Suns. Alur konfliknya memang lebih sederhana,
namun mampu menghadirkan kesan yang lebih mendalam dan lebih renyah untuk
dinikmati.
Akhirnya, untuk para penggemar
Khaled Hosseini, sangat layaklah untuk melengkapi koleksi bukunya dengan buku
yang terakhir ini. Selamat membaca
0 komentar:
Posting Komentar