Rabu, 19 Maret 2014

Review And The Mountains Echoed




Judul Buku      : And The Mountains Echoed
Penulis             : Khaled Hosseini
Penerjemah      : Berliani Mantili Nugrahani
Penerbit           : Qanita (PT Mizan Pustaka)
Tahun Terbit     : Oktober 2013 (Cet.II)
ISBN              : 978-602-9225-93-8
Tebal Buku      : 516 hlm
Ukuran            : 20,5 cm
Kategori          : Fiksi

Dari Bumi Afganistan,
Sebuah Kisah tentang Persaudaraan, Kasih Sayang,
dan Kerasnya Hidup

Kulihat peri kecil muram
Di keteduhan pohon kertas
Kumengenal peri kecil muram
Yang tertiup angin suatu malam

            Abdullah dan Pari, dua kakak-beradik yang masih kecil, saling menyayangi dengan kasih sayang yang begitu dalam dan murni. Sejak ibu mereka meninggal dunia dan ayah mereka menikah lagi dengan Parwana, tetangga di sebelah rumah dengan alur hidup yang juga sarat konflik, Abdullah tak hanya menjadi kakak, tetapi juga menjadi ayah sekaligus ibu bagi Pari. Bagi Abdullah, Pari kecil adalah bumi, langit, sekaligus seluruh semestanya. Dalam kerasnya kehidupan di Sadbagh, sebuah pedesaan kecil di Afganistan yang keras dan kejam, Pari adalah seberkas cahaya matahari yang menghangatkan bagi Abdullah.
            Keras dan gersangnya kehidupan yang berimbas pada kesempitan dan himpitan hidup yang kian akut menyebabkan sang ayah mesti mengambil keputusan yang amat sulit. Keputusan yang tidak hanya mempengaruhi kehidupan mereka di masa kini, tetapi juga berlanjut hingga generasi berikutnya. Ya! Sang ayah menjual Pari kepada pasangan kaya di Kota Kabul. Sejak saat itu, kisah hidup yang menjadi awal mula cerita panjang pun dimulai. Tak hanya tentang Abdullah dan Pari, tapi juga tentang orang-orang di sekitar mereka hingga ke generasi berikutnya...
*****
            Novel And The Mountains Echoed ini merupakan novel ketiga karya Khaled Hosseini setelah The Kite Runner yang telah terjual lebih dari 10 juta eksemplar di seluruh dunia dan A Thousands Splendid Suns yang terjual lebih dari 38 juta eksemplar di 70 negara. Khaled Khosseini lahir di Kabul tahun 1976 dan kini tinggal di Norther, California. Khaled Hosseini merupakan seorang duta Goodwill untuk UNHCR, sebuah organisasi PBB yang mengurusi masalah pengungsi dan merupakan salah satu organisasi terkemuka di dunia.  Hosseini juga menjadi pendiri The Khaled Hosseini Foundation, sebuah yayasan nirlaba yang menyediakan bantuan kemanusiaan bagi warga Afganistan.
            Khaled Khosseini memang bak seorang pendongeng ulung. Namun, meskipun nama-nama tokoh serta nama desa Shadbagh yang menjadi tempat bermulanya kisah dalam novel ini hanyalah sebuah nama fiktif, nyatanya Hosseini selalu mampu menghadirkan latar sejarah dalam setiap novelnya.
            Kisah yang disajikan dalam novel ini begitu komplit, dimulai dengan tokoh-tokoh dengan masing-masing kisah yang ditautkan oleh seutas benang merah yaitu hubungan darah dari generasi ke generasi. Meski begitu, kehidupan masing-masing tokoh tetap dihadirkan secara utuh sehingga pembaca dapat menikmati beragam kisah dalam sebuah buku.
            Namun, banyaknya jumlah tokoh dengan masing-masing kisahnya menurut saya menjadikan sosok dan kisah para tokoh utama mengabur, bahkan cenderung tumpang tindih. Alhasil, kisah yang disajikan dari awal menurut saya gagal menorehkan simpati mendalam karena cerita yang menjadi buram. Akan tetapi, bagaimanapun novel ini memiliki nilai sosial yang tinggi sehingga sangat layak untuk dibaca.
            Membandingkan dengan dua novel sebelumnya, yaitu The Kite Runner dan A Thousand Splended Suns, pilihan saya jatuh kepada A Thousand Splended Suns. Alur konfliknya memang lebih sederhana, namun mampu menghadirkan kesan yang lebih mendalam dan lebih renyah untuk dinikmati.
          Akhirnya, untuk para penggemar Khaled Hosseini, sangat layaklah untuk melengkapi koleksi bukunya dengan buku yang terakhir ini. Selamat membaca

0 komentar:

Posting Komentar