Judul Buku : The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer
Penulis : Tofik Pram
Penerbit : Penerbit Edelweiss
Tahun Terbit : Agustus 2014
ISBN :
978-602-8672-65-8
Tebal Buku : 333 halaman
Kategori : Nonfiksi
Menyelami Prinsip dan Pandangan Hidup Pramoedya Ananta
Toer
Pramoedya Ananta Toer adalah
pengarang besar dalam sejarah Indonesia. Lebih dari 50 karya ia hasilkan dan
hampir semuanya diterjemahkan dalam 41 bahasa asing. Pramoedya Ananta Toer
lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925. Ayahnya guru, ibunya penjual
nasi. Ia pernah bekerja sebagai juru ketik di surat kabar Jepang, Domei. Ia
tergabung dalam militer dalam masa kemerdekaan. Pram meninggal di Jakarta pada
30 April 2006 pada usia 81 tahun (backcover).
Pada tahun 1948-1949 ia dipenjara
oleh Belanda di Jakarta. Sejak itu, Pram aktif menulis. Pada masa Orde Lama,
Pram bergabung dengan LEKRA, sebuah organisasi seniman kiri. Namun, ketika
kekuasaan beralih ke pemerintahan Orde Baru, Pram dan banyak anggota LEKRA
ditangkap dan diasingkan ke Pulau Buru dan Nusa Kambangan dengan tuduhan
terlibat dalam organisasi yang berkaitan erat dengan komunis. Selama 14 tahun 2
bulan Pram ditahan dan sayangnya tanpa melalui proses hukum atau pengadilan.
Namun, penangkapan yang tidak adil atas dirinya tidak membuat seorang Pramoedya
Ananta Toer kehilangan semangat dan produktivitas menulis, justru di dalam
penahanan yang disertai penyiksaan dan kerja paksa, Pram berhasil menuliskan
puluhan karya novel dan esai yang sarat akan kritik terhadap pemerintahan kala
itu. Salah satu novel yang dihasilkan yaitu Bumi Manusia yang mengandung begitu
banyak pelajaran dan semangat hidup di dalamnya. (halaman9).
Esai-esai yang ditulis Pramoedya tak
hanya berisi pandangan kritis terhadap pemerintah, namun juga menelaah dan
mengkritisi tentang pandangan dan karya para sastrawan lain yang berseberangan
pandangan dengannya (halaman 31). Esai-esai yang dihasilkannya sarat akan
pengetahuan, pegalaman, dan pandangan hidup yang begitu luas mencakup
pemerintahan, kritik sastra, rasialisme, kebudayaan, perang, dan berbagai hal
lainnya yang juga mencakup tentang keadaan luar negeri. Pram banyak mengkritisi
pandangan dan karya para sastrawan yang menurutnya menulis tanpa disertai
pendalaman sejarah dan nilai yang berarti. Baginya, dalam menulis sebuah karya
hendaknya berdasarkan nilai kejujuran dan sejarah yang bermanfaat untuk
kemanusiaan.
Pada bab berikutnya dalam buku ini,
dipaparkan prinsip-prinsip Pramoedya Ananta Toer yang disarikan dari esai-esai
yang ditulisnya yang sekaligus menggambarkan bagaimana seorang Pram memosisikan
dirinya sebagai seorang sastrawan. Pram memiliki prinsip yang dinamainya
“Pramisme” yang menjelaskan bahwa dirinya hanya berpihak kepada kebenaran,
keadilan, dan kemanusiaan. Pram juga dengan lantang menolak tudingan bahwa
dirinya adalah seorang komunis. Baginya, tuduhan sebagai komunis dan
pengkhianat tanah air sangatlah tidak berdasar karena ia memiliki ideologi
cinta tanah air yang sangat kuat. Pram adalah seorang pengarang yang berani
menantang hidup melalui tulisan-tulisannya yang berbobot (halaman 129).
Bab-bab berikutnya dari buku ini berisi
pandangan hidup Pramoedya Ananta Toer yang mencakup banyak hal, yaitu mengenai Spiritualitas, Cinta, Wanita, Pria dan
Keluarga, Ilmu dan Pengetahuan, Progresif-Revolusioner, Bijak Pikir, Lawan!,
Kehormatan, Menulis, dan Kesusastraan. Dari setiap bab tersebut, terdiri
dari rincian atau sub bab – sub yang berisi pembahasan yang lebih mendetail.
Hal ini menguraikan pandangan hidup seorang Pramoedya Ananta Toer yang begitu
luas melalui pemikiran yang begitu dalam berdasarkan fenomena dan pengalaman
hidupnya yang lebih banyak melalui hal-hal yang pahit namun membangkitkan
gairah kepenulisannya. Setiap permasalahan yang disorotinya berisi pembahasan
yang amat bermanfaat bagi kehidupan sosial masyarakat dengan tutur kata dan
nasihat yang tidak menggurui. Meski karya-karyanya sempat dicap sebagai bacaan
terlarang oleh pemerintahan Orde Baru, namun kini kita bisa membacanya dengan
bebas meski agak sulit ditemukan. Mari menyelami pemikiran-pemikiran dan
pandangan hidupnya yang begitu sarat makna dan manfaat agar sejarah kepenulisan
yang terekam luas dalam karya-karya Pramoedya Ananta Toer dapat dijadikan salah
satu panduan dalam mempelajari sejarah, keadaan politik, sastra, dan banyak hal
sepanjang Orde Lama hingga akhir hayatnya.
0 komentar:
Posting Komentar