Judul Buku : Bulan Mati di Javasche Oranje
Penulis : Afifah Afra Amatullah
Penerbit : Era Intermedia
Tahun Terbit : September 2001
Tebal Buku : 214 halaman
Ukuran Buku : 19 cm
ISBN : 979-9183-67-7
Harga : Rp28.500,-
Terbitnya Cahaya di Ufuk Jihad
Mahmud Ali Syah, seorang pemuda
muslim terpelajar keturunan bangsawan Turki-Inggris, serta lulusan terbaik dari
Oxford University, sampai di Indonesia dalam sebuah upaya pelarian diri setelah
terlibat dalam penentangan kekuasaan Musthafa Kemal Pasya di negerinya.
Keadaaan Indonesia yang dianggap sebagai negara terbelakang pun sebenarnya
tidak lebih baik di bawah penjajahan kolonial Belanda yang sewenang-wenang.
Namun, justru di negeri inilah Mahmud bertemu dan menikah dengan salah seorang
perempuan keturunan Belanda yang cerdas dan cantik jelita, Johana Alexandra
Rijkaard yang merupakan penganut taat ajaran Kristen. Di tanah ini pula Mahmud
menemukan kembali ideologinya setelah pertemuannya dengan seorang pemuda
bernama Hamzah.
Perkenalan Mahmud dengan Hamzah
Ikhwani, seorang santri yang bekerja di pabrik Javasche Orange menarik kembali
jiwa Mahmud yang rindu pada gelora Islam di dadanya. Hamzah, pemuda yang
ternyata memiliki pertalian darah dengan Johana memang bukan pemuda biasa.
Rangkaian demi rangkain peristiwa yang akhirnya menyatukan visi dan misi Mahmud
dan Hamzah dalam perjuangan kemerdekaan yang dilatari persaudaraan karena iman
pun bergulir bersama tragedi yang kian memanas namun menggelorakan kesyahidan.
Lalu bagaimana dengan Johana, sang istri yang berbeda keyakinan yang sedang
mengandung buah cinta mereka? Bagaimana pula puncak dari tragedi yang ternyata
melibatkan orang-orang terdekat mereka?
******
Novel yang begitu menggugah,
menggelorakan ideologi kemerdekaan dengan semangat perjuangan yang luar biasa
serta begitu kental nilai keislamannya. Berlatarbelakang pemberontakan PKI di
Indonesia, runtuhnya kekhalifahan Turki, munculnya berbagai pergerakan di
Indonesia serta semangat gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir menjadi setting
yang lengkap dan menjadikan novel ini bukan sekedar novel biasa. Hatta
dikhatamkan berkali-kali pun, kisahnya selalu dapat membangkitkan rasa
nasionalisme dan juga seludang haru akan perjuangan para tokoh-tokoh di
dalamnya.
Novel Bulan Mati di Javasche Orange
(BmdJO) ini merupakan novel perdana dari penulisnya yang kini lebih dikenal
dengan nama Afifah Afra dengan sederet karya novel besutannya dan juga beberapa
karya nonfiksi yang hampir selalu menjadi best seller di kalangan pembaca. Novel
ini merupakan buku pertama dari trilogi BMdJO. Terbayang beratnya menyusun
novel ini yang begitu kental setting sejarah dan nilai lokalnya, terlebih
karena ini adalah novel perdana dan penulisnya bukanlah berasal dari jurusan
sastra melainkan jurusan MIPA Biologi yang sehari-harinya berkutat dengan berbagai teori yang berbeda. Akan tetapi,
lahirnya novel ini menunjukkan bahwa siapapun bisa menjadi penulis asalkan
memiliki hasrat dan keinginan yang kuat untuk tetap menulis. Tentu hal ini
menjadi motivasi khusus bagi pembaca.
Nilai-nilai positif yang dihadirkan
dalam novel ini menjadi poin plus atau kelebihan tersendiri. Seperti ulasan di
atas, kisah yang dihadirkan penulis mampu menyentuh dan membangkitkan gelora
nasionalisme dalam diri pembaca. Tidak hanya itu, pencerahan yang didapatkan
tokoh Mahmud untuk kembali pada cahaya Islam juga menjadi pencerahan bagi
pembaca bahwa harta, tahta, dan wanita tak boleh melenakan kita dari kebenaran
cahaya Islam yang hakiki. Pun tak ketinggalan pesan dan hikmah bahwa keislaman
dan keimanan seseorang akan selalu diuji dengan ujian dan pengorbanan yang
tidak ringan sampai pada pembuktian akankah ia lebih mencintai dunia ataukah
berjuang hingga syahid di jalan Allah. Meskipun novel ini tampil dengan
nilai-nilai heroiknya, tak ketinggalan selalu ada kisah cinta yang mengharukan
dan sanggup melelehkan air mata pembaca sehingga kisahnya menjadi begitu
komplit meracik konflik yang membelit batin para tokohnya.
Adapun tokoh Mahmud dalam novel ini
menurut saya masih memiliki beberapa kesamaan dengan tokoh Rangga Puruhita
dalam seri novel De Winst (atau Rangga yang memiliki kemiripan sifat dengan
tokoh Mahmud mengingat novel BMdJO merupakan karya terdahulu penulisnya).
Setting yang dihadirkan pun sama-sama bernuansa sejarah.
Novel BmdJO ini memang dianggap masih
memiliki beberapa kekurangan, salah satunya kekauratan data yang dianggap masih
kurang. Namun, terlepas dari segala kekurangannya, novel ini pernah menjadi
runner-up kategori Novel Terpuji FLP
Award 2002 dan saya sebagai pembaca amat mengapresiasi novel ini.
Oleh karena itu, menurut saya novel
ini sangat layak dibaca oleh siapapun meski pertama kali diterbitkan tiga belas
tahun yang lalu karena buku yang baik, nilai-nilainya tidak akan pudar dibabat
usia melainkan nilai-nilainya harus tetap ditebarkan agar menjadi sumber hikmah
bagi lebih banyak pembaca.
Happy reading
dan jangan lupa baca juga seri kedua dan ketiganya ya (Syahid Samurai dan
Peluru di Matamu) ^_^
2 komentar:
assalamualaikum..
mau beli novelnya, bisa bantu?
mgkn ada rekomen dimana, krna udh keliling2 book store di sini ga ada :(
Maaf baru balas karena baru online stlah melahirkan. Dulu saya dapat novelnya sbg hadih kuiz dr Penerbit Indiva Mbak. Coba hubungi Penerbit Indiva Full di fb / twitter atau Indiva Media Kreasi, barangkali stoknya masih ada :-)
Posting Komentar