Judul Buku : Malam Janganlah Cepat Berlalu, Mentari
Perlahanlah Sejenak
Penulis : Hatta Syamsuddin, Lc.
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : 344 halaman
Ukuran Buku : 19 cm
ISBN : 978-602-1614-04-4
Harga Buku : Rp45.000,-
Malam Janganlah
Cepat Berlalu, Mentari Perlahanlah Sejenak
Pernikahan adalah sebuah muara kasih
sayang antara dua insan manusia, tempat melabuhkan segala cinta, rindu, dan
kehangatan. Nikmatnya pernikahan senantiasa menjelma keromantisan dan saat-saat
bahagia nan menggetarkan jiwa. Nikmat dari Sang Pencipta yang tidak hanya
memberikan kebahagiaan jiwa dan raga, namun juga pahala yang melimpah. Begitu indahnya
percintaan yang dilandasi keimanan, senantiasa menumbuhkan harap agar malam
jangan cepat berlalu, dan mentari perlahanlah sejenak agar ritme cinta menjadi
lebih panjang.
Alangkah urgennya keromantisan untuk
menghidupkan keharmonisan dalam rumah tangga. Namun, tidak semua pasangan
berhasil mewujudkan keromantisan tersebut. Banyak pasangan pengantin baru yang
masih sangat malu-malu, gelisah, atau tidak percaya diri untuk bereksplorasi
dalam hubungan rumah tangganya. Pun tak sedikit pasangan yang sudah lama menikah
menganggap keromantisan itu sebagai bagian dari aktivitas pasangan muda saja.
Tidak hanya itu, keromantisan juga
dianggap sebagai hal yang “tabu.” Tidak sedikit teman-teman kita para aktivis
yang memiliki jam terbang tinggi menganggap bahwa sikap romantis sebagai hal
yang berlebihan, meniru kebiasaan orang Barat, melenakan dari mengingat Allah, bahkan
out of date (kadaluarsa). Padahal, sikap romantis adalah bagian penting dalam
membina kelanggengan rumah tangga yang merupakan salah satu jalan menuju syurga.
Bahkan Rasulullah pun telah mencontohkan langsung keromantisan itu bersama
istri-istri beliau. Romantis, bisa dimulai dari hal-hal kecil. Tak perlu mahal,
tak perlu gengsi. Mari membuat suasana rumah menjadi lebih indah bersama
pasangan kita. Agar yang pengantin baru lebih menikmati bulan madunya dan bagi
yang sudah lama menikah bisa kembali merasakan manisnya romansa cinta bersama
si dia ....
*****
Buku ini memuat materi yang menurut
saya sangat penting bagi pasangan suami istri, baik bagi mereka yang sudah lama
membina rumah tangga maupun para pengantin baru. Banyak ilmu dan nasihat
mengenai kiat-kiat menghidupkan aura romantis dan kehangatan rumah tangga,
kadang membuat kening berkerut karena serius penuturannya, kadang juga membuat
pipi bersemu membaca bahasannya yang memang super romantis dan kadang
blak-blakan namun tetap dengan gaya penuturan yang syar’i.
Gaya
bahasanya runut, padat, dan memikat. Banyak kisah romantisme ala Nabi dan
beberapa sahabat dikisahkan dalam buku ini. Banyak pula anggapan negatif yang
sering beredar di masyarakat mengenai berbagai hal terkait romantisme disertai
langsung dengan sanggahan dan alasan berupa hadits shahih dan contohnya dari
Rasulullah. Tips-tips yang diberikan bagi para pengantin baru maupun yang sudah
menikah juga komplit dalam buku ini, baik itu yang bersifat jasmani maupun
ruhani. Setiap ulasannya adalah hal yang mudah dan bisa diterapkan untuk para
pasangan yang menginginkan kehangatan dan kelanggengan bagi rumah tangga
mereka. Sangat menginspirasi untuk segera menerapkan tiap tipsnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Akan
tetapi, menurut saya buku ini kurang merangkul semua aspek pembaca karena gaya
bahasanya yang agak berat. Bahasa, penuturan atau istilah-istilah yang
digunakan kurang “membumi” untuk masyarakat awam atau bagi sebagian pembaca
yang sehari-hari bahasanya memang bahasa gaul. Memang tujuannya adalah bagi
mereka yang sedang bersiap untuk pernikahan dan yang sudah menikah, tapi tetap
saja bahasanya lebih mengena untuk mereka yang intelek, terutama para aktivis dakwah. Atau memang tujuan utama
dari penulis buku ini memang ditujukan kepada mereka teman-teman aktivis dakwah
yang kadang malu untuk bersikap romantis terhadap pasangan ? Wallahu’alam. Yang
jelas, setiap penulis memang memiliki ciri dan gaya bahasa masing-masing yang
menjadi pembeda antara penulis yang satu dengan yang lain. Gaya bahasa buku ini
yang padat tetap menjadikannya bahasa yang indah dan sarat ilmu. Terlebih, buku
ini memang disusun tatkala penulis menempuh perkuliahan pada jarak yang jauh
terpisah dengan istri dan keluarga, menjadikan buku ini lebih berbobot karena
pastinya melibatkan emosi yang sarat kerinduan dari penulis terhadap keluarga
tercinta.
Sebagai pembanding, saya membaca sebuah buku dengan
tema yang kurang lebih sama karya terbitan Indiva juga, yaitu buku Cintai Aku
Meski Ku Tak Sempurna. Buku yang satu ini merupakan buku terjemahan, dibagi
menjadi dua bab besar. Bab pertama lebih fokus kepada tips-tips untuk
kebahagiaan rumah tangga dan bab kedua fokusnya kepada fase-fase pernikahan.
Penulis aslinya memang dari Timur Tengah sehingga gaya bahasa yang digunakan
lebih berat lagi. Kedua-duanya sama bagusnya, sarat dengan ilmu dan pengetahuan
tentang seluk beluk rumah tangga. Namun jika ingin lebih komplek, maka saya
lebih memilih buku Malam Jangnlah Cepat Berlalu, Mentari Perlahanlah Sejenak.
Bahasannya lebih lengkap dan terperinci, mudah, dan tips-tipsnya lebih banyak.
Akhirnya,
saya menyarankan kepada para pembaca, teman-teman yang sedang menyiapkan
pernikahan maupun kepada mereka yang sudah lama menjalani bahtera rumah tangga,
untuk membaca buku ini sebagai salah satu rujukan untuk membina rumah tangga
yang romantis, hangat dan semarak dengan kasih sayang yang berlandaskan kepada
keimanan demi mendulang pahala syurga. Jadi, bagi teman-teman yang menganggap
romantisme dengan segala perwujudannya merupakan sikap yang tasyabuh dan
berlebih-lebihan, mari meluruskan
pemahaman kita melalui buku ini. Insya Allah, banyak ilmu dan kiat menarik yang
bisa kita dapatkan. Romantis itu penting, romantis itu milik semua orang, tua
maupun muda. Romantis itu indah ... ^_^.
Sekian
ulasan saya, semoga resensi ini bermanfaat. Selamat membaca, selamat mewujudkan
rumah tangga romantis penuh berkah dan pahala J
0 komentar:
Posting Komentar