Judul Buku : Dear Bodyguard
Penulis : Riawani Elyta
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : November, 2013
Tebal Buku : 346 halaman
Ukuran Buku :
20,5cm
ISBN : 978-602-7888-91-3
Harga Buku : Rp59.000,-
Kategori : Fiksi
Aline Sang
Bodyguard
“Nyatanya, rumah tangga memang bukan merupakan
sapuan warna monokromatis. Masih banyak hal krusial yang mesti dibangun,
diperbaiki, dan sebagian besar tetap dipertahankan, dan itu lebih dari sekadar
sebuah penataan rumah yang indah dan serba romantis.”
***
Nyatanya, rumah tangga Aline memang
tak bisa dipertahankan atau lebih tepatnya, Aline sudah tak bisa bertahan lagi
dengan kekerasan fisik yang diterimanya dari sang suami. Pengalaman pahit yang
menyisakan trauma itu memberi peran penting pada keputusan Aline untuk bekerja
sebagai bodyguard perempuan pada
agensi Angkasa Sakti. Sebuah pekerjaan yang tak hanya membutuhkan loyalitas
super tinggi, namun juga tak jarang melibatkan nyawa sebagai taruhan.
Aline merupakan salah satu bodyguard
terbaik yang dimiliki agensinya. Dengan alasan itu pula Aline dipilih sang bos
untuk menjadi pengawal dari sepasang kakak-beradik Teddy dan Jenny. Teddy
menugaskan Aline untuk menjaga Jenny adiknya, seorang artis yang sedang naik
daun dari gangguan Frans, mantan suami Jenny yang menurut mereka terus menerus
meneror Jenny.
Siapa sangka, usahanya sebagai
bodyguard yang berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada klien, menyeret
Aline pada urusan yang lebih besar dan membahayakan. Aline yang berupaya
menjaga klien dari teror, justru menjadi sasaran utama dari teror itu sendiri
yang ironisnya masih berhubungan dengan bisnis dan kompetitor sang klien,
Teddy. Teror yang muncul terus menerus bersamaan dengan munculnya sosok Kevin,
lelaki yang ditemuinya pada perkenalan singkat di X-Club yang ternyata adalah
seorang private investigator atau
detektif swasta. Bukan omong kosong jika ia mencurigai lelaki itu sebagai
sumber teror yang dialaminya. Tapi peristiwa demi peristiwa yang dilaluinya
justru membuka tabir siapa dalang di balik semua peristiwa itu. Sayang, sebutir
timah panas membuat Aline roboh ketika ia menjadi tameng untuk menyelematkan
Kevin. Tragedi yang harus membuatnya terbaring di ruang ICU, bahkan Aline mesti
“diasingkan” demi menjaga keselamatan diri dan keluarganya. Pengasingan yang
membuatnya jauh dari tanah air dan juga lelaki itu, Kevin, yang menyimpan dan
meninggalkan sebentuk rasa di hatinya. Sampai pertemuan mereka setahun
kemudian, Aline hanya bisa mengatakan, “Sepertinya,
kita masih punya peluang....”
*****
Riawani Elyta, lahir dan berdomisili
di sebuah kota di Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Merupakan salah satu penulis
tanah air yang karya-karyanya selalu berhasil meraih simpati pembaca. Penulis
yang satu ini juga telah beberapa kali memenangkan berbagai penghargaan lomba
menulis. Sederet novelnya bahkan terbit secara beruntun di tahun 2013, salah
satunya merupakan novel Dear Bodyguard ini .Lihat judul novel ini pasti langsung teringat film Bollywood, Bodyguard dan sebuah film Hollywoood dengan judul yang sama di era 1990-an yang diperankan mendiang Whitney Houston.
Menampilkan kepiawaian dan ciri khas
penulisnya yang memang selalu ada dalam karya-karyanya, yaitu berupa gaya
bahasa dan tutur kata yang ringan dan menarik, serta tema yang hampir selalu
baru dan fresh, dikombinasikan dengan
beberapa fakta dan realita yang diolah ke dalam fiksi, novel ini hadir
mengangkat tema tentang sebuah kisah kehidupan seorang bodyguard perempuan dengan
risikonya yang sering mempertaruhkan nyawa dan keselamatan diri sendiri demi
menjunjung sebuah loyalitas berbentuk penjagaan dan perlindungan yang mesti
diberikan kepada klien.
Tema yang tak biasa, mengingat
lembaga yang menyewakan jasa bodyguard perempuan masih terbilang sedikit, baik
di dalam maupun di luar negeri. Tentu menjadi kendala tersendiri bagi
penulisnya mengingat informasi yang terbatas mengenai bahan tulisan, apalagi
tulisan yang tidak hanya sekadar menghadirkan fiksi seperti pada novel ini dan
pada beberapa novel lain karya Riawani Elyta. Namun, dengan kemampuan dan
kelihaian penulisnya, novel ini mampu hadir dengan kisah yang utuh dari
kehidupan pribadi sang tokoh utama (Aline) dirangkai dengan beberapa fakta dan
peristiwa yang kemudian hadir menyatu dengan konflik dan plotnya menjadi sebuah
fiksi yang “berisi.” Beberapa hal lain itu yang dirangkai menjadi bagian dari
konflik dalam novel ini yaitu tentang menipisnya kepercayaan masyarakat
terhadap aparat kemanan negara sehingga lebih memilih menggunakan jasa
bodyguard dan detektif swasta, seputar peredaran narkoba dan dunia keartisan.
Dalam
novel ini, persoalan menipisnya kepercayaan atau respek masyarakat terhadap
aparat keamanan negara diwakili oleh adanya tokoh Aline dan agensi bodyguard
yang menaungi serta jasa detektif swasta yang diperankan oleh tokoh Kevin dan
kawan-kawannya. Seputar peredaran narkoba atau doping diwakilkan oleh tokoh Teddy dan sekutunya, serta dunia
keartisan yang kadang memang berdekatan dengan dunia doping dalam novel ini
diwakili oleh sosok Jenny yang tak lain adik kandung Teddy yang kemudian
menjadi klien Aline. Bahkan permasalahan Jenny yang dalam mendukung
aktivitasnya di dunia akting yang selalu membutuhkan stamina dan tenaga ekstra
demi memenuhi tugasnya, dalam hal ini ia menggunakan suplemen atau doping yang
di luar pengetahuannya ternyata menyebabkan ketergantungan dan berbahaya,
mengingatkan saya pada peristiwa penangkapan seorang aktor tanah air oleh Badan
Narkotika Nasional (BNN) yang kasusnya sangat heboh diberitakan di media-media
cetak dan elektronik dikarenakan sang aktor diketahui menggunakan suplemen yang
telah dilarang peredarannya di beberapa negara tersebut. Dunia gangster sendiri
yang seringnya tak mampu dijangkau aparat, dalam novel ini diwakili oleh Sindikat
Joe, rasa-rasanya bukanlah sesuatu yang tak terjadi di dunia nyata. Banyak
persoalan serupa yang terjadi. Berdasarkan ulasan-ulasan tersebut, maka
tidaklah berlebihan saya menyebut novel ini sebagai novel yang tak sekedar fiksi
yang menghibur yang dibaca di kala senggang, melainkan sebuah novel padat dan
berisi. Hal inilah yang menjadi salah satu kelebihan atau poin plusnya.
Poin
plus lainnya, novel ini menggunakan alur maju yang ceritanya terus menanjak
hingga ke konflik, membuat tegang dan memacu adrenalin. Aksi yang disajikan
membuat pembaca sekan-akan tengah menyaksikan film laga tentang kehebatan ilmu
bela diri seorang perempuan yang tangguh melawan para warok yang umumnya berbadan kekar dan tinggi. Menghadirkan rasa
penasaran. Aksi dan ketegangan itu ditutup dengan prolog yang menghibur,
mengembalikan kita pada genre romance yang
dialami dan dirasakan tokoh utama dan memang sewajarnya dimiliki dan dirasakan
oleh perempuan manapun. Cover novel juga dibuat dengan warna yang eye catching dipadukan dengan gambar
ilustrasi sosok bodyguard perempuan yang modis dan stylish, menarik perhatian.
Poin
minusnya, seperti yang digambarkan, setting tempat yang menjadi latar cerita
ialah di ibukota negara, Jakarta. Namun, dalam ceritanya saya kurang menemukan
penggambaran lekuk liku Jakarta yang seharusnya bisa digambarkan dengan lebih
lugas dan jelas agar setting lokasi tidak mengabur. Kalau saja lekuk liku
ibukota yang menjadi pilihan penulis sebagai lokasi terjadinya cerita bisa
dideskripsikan dengan lebih jelas, misalnya dengan keberdaan sesuatu yang
membuat orang langsung lebih bisa merasakan kekuatan setting lokasinya, maka
kekuatan novel ini bisa lebih bertambah. Selain itu, usia sang tokoh utama
perempuan, Aline, tidak digambarkan dengan jelas sehingga pembaca hanya bisa
menebak dan menyesuaikan sendiri, mungkin usianya sekitar 30-an.
Selain tambahan wawasan dan hiburan,
di dalam novel ini terdapat sebuah pesan yang sangat penting dari penulisnya.
Yaitu sehebat apapun manusia di samping kita, jangan pernah menggantungkan
perlindungan dan keselamatan kepada mereka. Karena hanya kepada Tuhan, Allah
SWT lah tempat kita bergantung. Hanya Dia-lah sebaik-baik penolong bagi
sekalian manusia. Penjaga atau bodyguard tetaplah
manusia biasa. Inilah pesan yang sangat urgen
kepada pembaca sekalian, terlepas dari apapun profesi dan sekuat apapun
kita dan harta benda kita.
Adapun untuk pembanding, saya
mengambil novel Jasmine. Sebagian dari novel itu juga mengembil setting lokasi
di Jakarta. Bedanya, penulis juga mengambil kota Batam sebagai lokasi utama.
Tokoh utama masih sama-sama perempuan, yang satunya diwakilkan oleh sosok
Jasmine dan satunya diwakilkan oleh sosok Aline. Sama-sama menghadapi persoalan
awal tentang kekerasan pada perempuan. Hanya, cerita Dear Bodyguard memang
terasa lebih fresh.
Pada akhirnya, novel ini menjadi
salah satu novel yang saya sarankan kepada para pecinta sastra dan novel tanah
air. Tidak akan rugi membaca dan memilikinya. Sebuah novel yang bagus, selalu
memberi hikmah dan manfaat kebaikan. Selamat membaca ^_^
4 komentar:
Makasih yaa reviewnya:-) Makasih juga untuk koreksinya :-)
sama2 Mbak.. :)
mohon tanya tema novel ini apa ya?
Ini ringkasan cerita novelnya ya?
Posting Komentar